Akal dan Wahyu

Sejatinya memang Akal itu tidak pernah mengingkari apa yang datang datang dari wahyu. Akal pasti menerima wahyu, keduanya pasti dan memang bisa berjalan bersama.

Akal tidak pernah mengingkari wahyu, dan wahyu-pun tidak pernah menafikan akal. karena yang menurunkan wahyu, Dia-lah juga yang meciptakan akal, yaitu Allah swt.

Tidak mungkin keduanya diciptakan bertentangan. Kalaupun ada pertentangan antara keduanya, itu hanya fliksi yang tidak nyata wujudnya.

Yang mempunyai akal sehat dan berkeikatan dengan hati yang bersih tidak akan mengingkari wahyu. Wahyu tidak pernah keliru. Kalau dirasa akal ada yang keliru, bukan wahyu yang salah. Itu bisa terjadi karena 2 kemungkinan;

Pertama:
Informasi yang masuk ke akal adalah informasi bohong yang yang sudah pasti keliru. Akhirnya ketika informasi kedua (yang benar) masuk, akal sulit menerima karena informasi sebelumnya (yang keliru) telah masuk lebih dahulu.

Yang seperti ini, sangat mungkin bisa menerima ketika hati masih bisa melihat dan belum tertutup.

Kedua:
Akal yang sudah tertutupi penyakit, karena hati yang tidak pernah mendapat asupan hikmah, takut kepada syariah. Sudah terlalu banyak asupan kebencian dan sinisme terhadap wahyu bahkan tuhan. Na'udzu billah.

Karena itu, pelajari agama Islam ini dengan baik dan benar dari otoritas dan pihak yang valid serta terpercaya. Sebelum bergelut dalam perbandingan agama, dan terjun ke jurang pemikiran silang agama yang rumit.

Hati dan akal yang belum berisi hikmah syariah yang kuat, bukan tidak mungkin pasti terguncang dan terbawa ke lembah relativisme yang hina.

Wallahu A'lam

Comments

Popular posts from this blog

Buku Panduan Belajar Imla' Gratis

Jangan Terlena Dengan Hadits "Seseorang Akan Dikumpulkan Bersama Orang Yang Ia Cintai"

Ketika Nenek Menyusui Cucunya