Posts

Showing posts from December, 2015

Apa Yang Harus Dicontoh dari Nabi s.a.w.? ( #MaulidulRasul Bag. 3 )

Nabi s.a.w. pribadi yang komplit layak dicontoh, dan Nabi s.a.w. yang manusia, tentunya bisa untuk kita contoh (lihat postingan hari sebelumnya). Lalu apa yang harus kita contoh dari Nabi s.a.w di zaman kekinian?   Pertama dan yang paling utama, tentu ibadahnya. Karena memang orang yang paling taqwa dan paling dekat kepada Allah s.w.t. dari kalangan manusia ya Nabi Muhammad s.a.w., tidak ada lagi! Jadi tidak ada lagi contoh paling nyata untuk menjadikan diri dekat kepada Allah s.w.t. kecuali ya mengikuti Nabi kita ini.   Kalau ada orang yang bersih hatinya, itu Nabi. Kalau ada yang paling ikhlas niatnya, pasti Nabi. Kalau ada orang yang sudah diampuni dosanya, itu juga Nabi. Kalau ada orang yang sudah dipastikan masuk surga, itu pasti Nabi s.a.w., walalu demikian Nabi s.a.w. dalam sehari tidak pernah beristighfar (meminta ampun) kepada Allah s.w.t. kurang dari 70 kali. Dalam riwayat lain, tidak pernah kurang dari 100 kali.   Dosanya sudah diampuni,

Haruskah Konsisten Pada Satu Madzhab?

Apakah harus berpegang pada satu mazhab? Ataukah boleh berpegang dengan banyak mazhab?   Sekarang ini, kita sering dibingungkan dengan adanya perbedaan beberapa mazhab yang memang sudah eksis sedari dulu. Bahkan ada beberapa kasus kekerasan yg disebabkan oleh perbedaan mazhab tersebut. Apakah perbedaan mazhab sangatlah penting dalam melakukan ibadah? Sedangkan Allah SWT dan Rasulullah SAW tidak pernah mewajibkan kita untuk berpegang kepada satu pendapat saja dari pendapat yang telah diberikan ulama. Bahkan para shahabat Rasulullah SAW dahulu pun tidak pernah diperintahkan oleh beliau untuk merujuk kepada pendapat salah satu dari sahabat bila mereka mendapatkan masalah agama. Apakah dalam menjalankan syariat agama Islam kita harus menganut satu mazhab tertentu dengan konsisten? Bagaimana contoh pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari -hari? Jawaban Bismillahirrohmanirrohim. Assalamualaikum warohmatullah wabarokatuh. Perlu diperhatikan bahwa yang namanya madzhab it

Kenapa Allah s.w.t. Menjadikan Nabi s.a.w. Sebagai Contoh untuk Manusia? ( #MaulidulRasul Bag. 2 )

Selain karena Nabi Muhammad s.a.w. itu manusia, salah satu hikmah kenapa Nabi s.a.w. dijadikan contoh oleh Allah s.w.t. untuk manusia; karena memang Nabi s.a.w. adalah pribadi yang komplit dan multi. Personal yang dilihat dari segala aspek hebat, bukan hanya satu aspek. Siapapun kita, apapun beackground pendidikan serta profesi kita, semua ada dalam sosok Nabi Muhammad s.a.w.. Kalau kita adalah seorang guru, Nabi s.a.w. juga seorang pengajar. Bukankah beliau yang mengatakan itu sendiri, dalam sunan Ibn Majah dikatakan: "Innama Bu'itstu Mu'alliman"; Aku memang diutus untuk mengajar. Nabi s.a.w. diutus oleh Allah s.w.t. salah satu tugasnya memang mengajar Nabi s.a.w. Sepanjang sejarah, Nabi s.a.w. tercatat sebagai pengajar dunia paling sukses. Beliau yang selama 23 tahun berhasil mereformasi bangsa biadab menjadi bang yang beradab. Beliau yang berhasil mereformasi bangsa bar-bar nan radikal menjadi bangsa yang penuh damai. Beliau juga yang meromba

Kenapa Allah s.w.t. Menjadikan Nabi s.a.w. Sebagai Contoh untuk Manusia? ( #MaulidulRasul Bag. 1 )

Apa Hikmah Nabi Muhammad s.a.w. dijadikan contoh oleh Allah s.w.t untuk sekalian manusia? Kalau ada orang yang memelihara ayam, lalu ayamnya dilatih untuk bisa berkicau seperti burung kenari, orang sekitarnya pasti akan bilang kalau ia orang gila. Pun kalau ada orang yang punya kucing, lalu diperintah agar bisa mengaung seperti singa, berarti orang itu tidak waras. Sama juga gilanya, jika ada instruktur gajah mengajari gajah bagaimana caranya memanjat pohon sepintar monyet. Itu dia kenapa Allah s.w.t. menjadikan Nabi s.a.w. manusia; agar bisa diikuti oleh manusia! Manusia, ya memang mengikuti manusia. Bukan malaikat, bukan juga dewa. Ini sejalan dengan firman Allah s.w.t. dalam surat al-Isra ayat 95; "kalau saja di bumi itu yang hidup adalah malaikat, niscaya Allah turunkan satu malaikat sebagai Rasul bagi mereka".   Maksudnya, agar mudah mengikuti siapa yang memang harus diikuti. Artinya memang tidak ada celah lagi bagi mereka yang menolak mengikut

Qabliyah Jumat, Emang Ada?

Perkara qabliyah jumat ini sejak lama sudah ada perselisihan pendapatnya, yakni antara jumhur ulama dengan madzhab imam Ahmad bin Hanbal. Jumhur merujuk kepada beberapa teks yang menginformasikan itu, bahwa Nabi s.a.w. dan sahabat melakukan qabliyah. Imam Ahmad memahami itu berbeda, apa yang dikerjakan bukan qabliyah jumat, akan tetapi itu adalah shalat sunnah zawal. Selain berbeda dalam memahami teks yang ada, jumhur dan madzhab al-hanabilah juga berbeda dalam memahami jumat itu sendiri. Bagi jumhur, jumat itu pengganti zuhur dengan bukti bahwa jika orang tertinggal jumat, entah itu sakit, tertidur atau karena memang ia orang yang bukan wajib jumatan, mereka wajib shalat zuhur. Terlebih lagi bahwa waktu jumat pun waktunya sama seperti zuhur, yakni ketika matahari mulai tergelincir ke arah barat (zawal). Maka hukum yang ada pada zuhur, berlaku juga (walau tidak semua) untuk jumatan. Salah satunya ialah adanya qabliyah itu sendiri. Imam Ahmad melihat berbeda, jumat bukan zu