Apakah Wanita Itu Manusia?

Pertanyaan yang aneh. Ya sangat aneh sekali jika pertanyaan ini kita dengar jaman sekarang. Tahun 2011 dimana kemajuan teknologi sudah sangat bisa temui dimana-mana. Semua hal bekerja berbasiskan digital. Tak ada seorang pun pada saat ini yang tidak kenal internet, hape, laptop dan segudang gadget lainnya.

Orang yang tidak sekolah pun tidak akan menanyakan hal yang demikian. Yaa bisa dibilang hanya orang bodoh dengan derajat bodoh paling rendah-lah yang menanyakan hal seperti ini. 

Tapi percayakah anda, bahwa pertanyaan ini muncul dari kalangan pemuka-pemuka ilmuan di Eropa sana. Ilmuan yang dibanggakan oleh seluruh jagad raya ini karena karya-karya dan ciptaannya yang sangat memukau dan membantu peranan manusia saat ini.


Pertanyaan inilah yang bertahun-tahun diperdebatkan oleh para pemuka ilmuan di Eropa sana. Sampai pada tahun 586 M para ilmuan seluruh Eropa berkumpul di Perancis untuk membahas dan mencari jawaban dibalik satu pertanyaan aneh ini.

Setelah perdebatan panjang, diskusi yang saling tarik ulur, juga penyampaian pendapat yang berbelit, akhirnya mereka menyepakati bahwa "Wanita Adalah Manusia yang Diciptakan untuk Melayani Lelaki".

Ya hanya sebatas itu derajat sang wanita ketika itu. Ia dinilai hanya sebagai tambahan hidup yang ketiadaannya pun tidak berpengaruh apa-apa. Hanya untuk memuaskan nafsu lelaki, hanya untuk membantu, mengurusi dapur, tak punya keahlian apa-apa, persis seperti budak. Ia tidak punya hak pendidikan, hak kepemilikan, hak social, hak memilih suami dan hak-hak yang lainnya.

Bahkan suku Indian ketika itu mempunyai doktrin bahwa wanita sama sekali tidak mempunyai hak hidup jika tidak ada pendampingnya (suami). Dan jika suaminya meninggal, maka si wanita harus ikut maninggal di hari sang suami meninggal, dengan apapun caranya.

Dan kondisi seperti ini terus berjalan selama lebih dari 30 tahun sampai akhirnya Islam datang melalui Nabi Muhammad saw. Kemudian beliau saw dengan tegas mengumumkan kepada dunia bahwa wanita sama seperti laki-laki yaitu makhluk yang sama dimata tuhan. 

ISLAM DATANG DAN MENINGGIKAN WANITA
 
Beliau membongkar habis semua diskriminasi terhadap perempuan yang telah berlangsung ratusan tahun lamanya. Beliau saw sampaikan melalui hadits-hadits beliau dan juga ayat yang diturunkan kepadanya.

Firman Allah swt:
"Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia Menciptakan pasangan-pa-sangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia Menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir". (QS Al-Rum 21)

"Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah Menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) Menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)-nya; dan dari keduanya Allah Memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta,** dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu Menjaga dan Mengawasimu." (QS An-Nisa' 1)

Nabi saw bersabda:
"sesungguhnya wanita adalah belahan(partner) laki-laki." (HR Abu Daud, dari 'Aisyah ra)

"Dunia itu perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan ialah wanita sholihah". (HR Muslim)

"barang siapa yang diberikan wanita sholahah oleh Allah, berarti ia telah ditolong oleh-Nya atas setengah dari agamanya. Karena itu hendaklah ia bertakwa kepada Allah untuk menjaga setengah yang tersisa." (HR Thabrani)

Dan masih banyak lagi ayat-ayat juga hadits-hadist Nabi saw yang bernada serupa. Mengangkat derajat wanita, menghormatinya dan memuliakannya.

Dan jika kita telaah lagi buku-buku sejarah tantang kehidupan Nabi saw, kita akan menemukan bahwa posisi perempuan dalam tatanan social pada saat itu, masa kenabian adalah sangat tinggi dan mulia. Bahkan lebih mulia dibanding perlakuan masyarakat zaman sekarang kepada perempuan.

Wanita pada zaman Nabi saw ialah sebagai istri yang disayangi, ibu yang dihormati dan wanita yang dihargai. Ia ikut berperan dalam peperangan dan jihad, ia menjadi para medis, ia mengajar, ia mendidik, dan ia pula meriwayatkan hadits dan menjadi ilmuan.

Dan banyak contoh dari sejarah yang mengabarkan kepada kita bahwa istri-istri Nabi saw sering diminta pendapatnya oleh Nabi saw sebelum beliau menyampaikan sesuatu kepada para sahabatnya baik itu masalah politik atau sosial.   

Suku arab badui dahulu pada masa jahiliyah, jika perempuan-perempuan mereka haidh, mereka mengasingkannya ketempat yang jauh, bukan dirumah. Mereka membiarkannya di tempat pengasingan itu sampai waktu haidhnya selesai dan kembali suci.

'Aisyah pernah berkata : "bahwa aku pernah meminum air dari sebuah bejana(gelas) dan ketika itu aku sedang dalam keadaan haidh. Lalu ku berikan bejana itu pula kepada Nabi saw, kemudian ia meletakkan mulutnya dibagian yang dimana mulutku juga kutempelkan disitu untuk minum" (Muttafaq 'Alayh)

Gambaran yang bertolak belakang sekali dengan apa yang dilakukan orang-orang Arab di masa jahiliyah lalu.

Islam benar-benar memberikan hak kepada wanita sesuai fitrah diciptakannya tanpa ada diskriminasi. Dalam islam, wanita mempunyai hak menerima atau menolak ketika dilamar oleh seseorang. Wanita mempunyai hak untuk meminta cerai(Khulu') jika suaminya tidak mampu lagi menunaikan kewajiban sebagai suami.

Wanita mempunyai hak pendidikan dan ibadah. Bahkan dalam hadits Nabi saw, beliau melarang agar kita tidak mencegah istri jika ia ingin melaksanaka sholat dimasjid selama tidak ada fitnah. Dan masih banyak lagi hak-hak lainnya.

Namun melihat kondisi sekarang ini, dimana banyak peristiwa yang sangat menyayat hati dan menyiksa perasaan terkait masalah wanita ini. Kita tahu berita tentang perempuan yang diperkosa di angkot, juga penyiksaan TKW yang rasanya tak pernah selesa-selesai.

Suami yang memukuli istrinya, mahasiswi yang mengalami pelecehan seksual dari teman-teman lelakinya, orang tua yang melarang anak perempuannya bersekolah. Orang tua yang memaksaka anak gadisanya menikah dengan laki-laki pilihan sang ayah padahal si gadis menolak. Dan masih banyak lagi sederet peristiwa memilukan semisalnya.

Kemudian muncul dibenak penulis atau mungkin para pembaca juga, "apakah kondisi wanita saat ini kembali kepada kondisinya pada saat sebelum datangnya Islam?". Atau "memang kita yang sudah jauh meninggalkan syariat suci ini?"
Wallahu A'lam.

Comments

Popular posts from this blog

Buku Panduan Belajar Imla' Gratis

Jangan Terlena Dengan Hadits "Seseorang Akan Dikumpulkan Bersama Orang Yang Ia Cintai"

Ketika Nenek Menyusui Cucunya