Geografis Hadits
Hadits-Hadits
Nabi saw walaupun teks-nya itu berbahasa Arab, tetapi unuk memahaminya tidak
sama seperti kita memahami teks bahasa Arab biasa, yang cukup diterjemahkan
atau dikonversi bahasanya kedalam bahasa apapun kemudian bisa dipahami dari
terjemahannya itu.
Akan tetapi
hadits tidak seperti itu, tidak bisa kita asal menterjemahkan kemudian langsung
bisa paham, ada banyak hal yang harus diperhatikan. Dalam studi ilmu hadits,
setelah memepelajari ilmu Musthalah Hadist dan studi sanadnya, ada tingkatan
selanjutnya, yaitu studi pemahaman hadits yang dalam bahasa Arab disebut dengan
“Turuq fahmi Al-Hadits”.
Dalam
memahami hadits tidak cukup memahami teks saja, tapi ada beberapa aspek yang
juga harus diketahui agar nantinya hadits itu menjadi lurus pemahamannnya dan
tidak salah penerapannya.
Dalam
memahami hadits harus dilihat juga latar belakang hadits itu sperti 'Illah
(sebab),kondisi dan kultur masyarakat Arab. Ada asababul wurud, yaitu sebab
musabab kenapa Nabi berucap Hadits tersebut. Ada juga istilah “waqi’atul-A’yan”
yaitu hadits-hadits yang Nabi mengucapkan itu tapi itu khusus kepa orang-orang
tertentu.
Nah ada juga
istilah dalam studi pemahaman hadits yaitu “Geografis Hadist”. Jadi ada
beberapa hadits Nabi yang tidak bisa dipahami kecuali dengan kita memahami dulu
geografis hadits tersebut. Karena beliau saw hidup di negeri Arab yang jelas
kondisinya berbeda dengan negeri indonesia.
Contohnya
ialah, hadits Adab buang air. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori
dalam kitab Shohihnya dari Abu Ayyub Al-Anshori, Nabi saw bersabda: “Jika
kalian buang air, maka janganlah kalian mengahadap kiblat, dan jangan juga
membelakangi kiblat. Akan tetapi menghadaplah timur atau barat”
Haditsnya jelas,
Nabi saw melarang kita menghadap atau mengbelakangi kiblat ketika buang air,
tapi menghadap timur dan barat saja. Bagaimana bisa, Awalnya dilarang menghadap
atau membelakangi kiblat, tapi perintahnya malah menghadap timur dan barat. Sedangkan
di Indonesia itu kiblat ada di arah barat. Menghadap barat ketika buang air itu
dilarang karena menghadap kiblat, ke timur pun salah karena itu membelakanginya.
Tapi bunyi haditsnya seperti itu. Apa Nabi salah ngomong? Jelas tidak salah!
Disini ilmu
Geografi harus diikutsertakan perannya dalam memahami hadits. Perlu diperhatikan
bahwa Nabi saw mengatakan hadits ini untuk orang Madinah yang secara geografis,
Kiblat yang ada di mekkah itu berada di arah selatan dari Madinah. Jadi perintahnya
jelas, menghadap ke barat dan timur, karena kalau selatan itu berarti menghadap
kiblat dan utara berarti membelakangi kiblat.
Kita yang
ada di Indonesia menjadi sebaliknya. Larangannya tetap bahwa dalam buang air,
kita dilarang menghadap kiblat, yang dalam hal ini, kiblat di indonesia itu
berada di barat. tidak boleh juga menghadap timur karena itu membelakangi
kiblat. Akan tetapi menghadap selatan dan utara.
Jadi bukan
Nabi yang salah ngomong, tapi kita yang harus memahami hadits lebih dalam. Tidak
bisa asal mengikuti teks tanpa tahu aspek-aspek dalam hadits tersebut, kemudian
seenaknya mengatakan orang lain yang tidak sejalan dengannya sebagai orang
pengingkar sunnah, na’udzu billah.
Wallahu a’lam
Zaman saya masih SD dulu saya juga sempat bingung, kalau kita naik pesawat terbang terus mau shalat, menghadap kiblatnya kearah mana ya ? Sempat terbersit di pikiran bodoh saya waktu itu (maklum masih anak2), mungkin sambil tiarap ya ? Kan kita diatas udara sedangkan Ka'bah ada dibawah (hehehehe). Belajarlah tentang agama Islam mulai dari sekarang. Jangan melulu hanya ilmu yang berkenaan dengan dunia semata. Jangan pula menunggu sampai nanti sudah bangkotan baru mau belajar agama karena kita tidak tahu batas umur kita. Jazaakallahu khoiril jazaa'. Wallahu a'lamu bishshowaab.
ReplyDelete