Sumbangan Peradaban Islam Pada Dunia
Tahun 2010
lalu, ada sebuah acara yang sangat menarik dari salah satu stasiun telivisi
saudi Arabia, MBC channel. Acaranya bernama “Khowatir” dan dipandu dan juga
diproduseri oleh Ahmad Shugairi, seorang aktivis sosial di negeri monarki
tersebut. Acara ini hanya tayang pada bulan ramadhan saja selama 30 hari
tersebut. Tahun 2010 adalah tahun ke-6 edisi penayangan acara tersebut, jadi di
tahun itu judul acaranya “khowathir 6”.
Pada musim
ramadhan tahun itulah, Khowathir mengangkat penuh isi buku “1001 Inventions,
Muslim Heritage in Our World” (1001 penemuan, warisan Peradaban Muslim untuk
Dunia) yang dikarang oleh sebuah tim peneliti Muslim dari Menchaster Inggris
yang diketuai oleh DR. Salim T Al-Hasani. Dari judul bukunya saja sudah bikin
gemetaran, bagaimana tidak? Isi buku ini benar-benar membuat kita sebagai kaum
muslim kaget sekaligus terkagum-kagum.
Ternyata ilmu
dan segala penemuan yang awalnya kita mengira itu semua hasil tangan dan
pikiran orang Eropa sana, itu keliru, benar-benar kekeliruan yang fatal. Pasalnya
orang-orang eropa yang katanya ilmuan itu rupanya Cuma penjiplak, dan pengekor.
Dari kitab
ini, kita tahu ternyata bapak segala bidang ilmu dan sains itu adalah ulama-ulama
muslim, yang sejak abad ke 6 Masehi telah menciptakan dan mengembangkan segala
bidang ilmu dan sains. Sejarah telah mencatat ini, semua ilmuan sejarah sejagad
raya ini tidak akan memungkiri bahwa pelopor segala macam ilmu itu ialah bapak-bapak
muslim.
Kalau kita
menyangka dulu bahwa pencipta/pelpor ilmu penerbangan pertama kali ialah Wright
bersaudara, maka itu jelas keliru. Karena jauh sebelum mereka berdua, Ibnu
Farnas dari Qurthuba (Cordoba) telah melakukan penerbangan untuk pertama kali.
Kamera yang
sekarang banyak terdapat di ponsel dan sejenisnya, ternyata itu diciptakan oleh
Ibnu Al-haitsam pada awal abad 11 Masehi di Kairo, Mesir. Meriam perang
terbesar sepanjang sejarah dan sampai saat ini tidak ada yang bisa mandinginya
ialah meriam Muhammad AL-Fatih ketika menaklukan Konstatinopel. Dan masih
banyak lagi contoh-contoh penemuan sains ulama-ulama Islam yang berhasil di
jiplak dan di aku-aku oleh “ilmuan” Eropa. Lebih jelas
baca di "Warisan Peradaban Islam untuk Kemajuan Dunia".
Mulai saat
itulah, saya “ngiler” dan “ngebet” agar bisa punya buku tersebut. Menariknya,
sebelum dijual dan diedarkan bebas, pihak 1001 inventions pasti melakukan
pameran selama sepekan terlebih dahulu dinegara yang akan diedarkan buku
tersebut. 2010 Ingris dan Turki, 2011 sampai 2012 1001 invention telah
mengadakan pameran di Saudi, UEA, dan juga Amerika serikat.
Saya menunggu
barangkali ada penerbit dari Indonesia yang mau menterjemahkan dan mengundang
pihak 1001 inventions untuk bikin pameran di Indonesia, tapi nyatanya sudah 3
tahun lewat belum juga ada tanda-tanda. Awal 2012 kemarin saya dapat kabar dari
teman saya yang di malaysia bahwa buku ini telah masuk malaysia namun masih
dalam versi bahas Inggris. Dan pihak 1001 inventions telah resmi melrilis kabar
bahwa ia akan mengadakan pameran di Malaysia tahun 2013 besok. Sungguh kerugian
yang sangat besar kalau mereka tak datang ke indonesia (hehe)
Tapi akhirnya
kerinduan itu terjawab sudah! Di Indonesia book fair, istora senayan yang baru
saja selesai ahad kemarin, saya menemukan buku itu. Tapi bukan 1001 inventions.
Tajuk dan tema bukunya sama, tapi beda pengarang. Judul bukunya “Sumbangan
peradaban Islam pada dunia”, buku ini bukan terjemahan dari 1001 inventions,
sama sekali tidak ada hubungannya dengan itu. Tapi ini terjemahan dari kitab “Madzaa
Qoddamal-Muslimun Lil-Alam. Ishomaatul-Muslimin fil-hadhoroh Al-Insaniyah” yang
dikarang oleh Dr. Raghib Al-Sirjani, ilmuan Mesir.
Buku yang
diterbitkan oleh penerbit Al-kautsar ini, mirip sekali dengan 1001 inventions
tersebut, isi dan topiknya sama, yaitu mengemukakan sejarah gemilang keilmuan
ulama muslim yang banyak tidak diketahui oleh orang islam itu sendiri.
Hanya saja
bedanya, kalau buku Dr. Raghib ini lebih teoritis, banyak menjelaskan tentang
pengetahuan dan perkembangan sejarah sains dan segala bidang ilmu disetiap
zaman sejak zaman kenabian sampai akhirnya wacana gemilang masa keemasan itu
hilang dan beralih menjadi milik pihak Eropa. Setelah itu barulah beliau
mengungkapkan penemuan-penemuan hebat ilmuan Islam, sesuai bidang keahliannya.
Bedanya dengan
buku 1001 inventions, buku ini justru langsung to the point, mengungkapkan
penemuan-penemuan ilmua muslim serta teori-teorinya.
Setelah baca
buku ini, kebanggan sebagai muslim makin melejit. jadi berpikir lagi? Kenapa kemajuan
sains serasa jauh dari pihak muslim sekarang ini, padahal dulu kejayaan itu
telah ada digenggaman?
Termasuk Perpustakaan Akhy. Pertama kali di dunia yaitu Baitul Hikmah. Tetapi dalam perkembangannya, dalam mempelajari ilmu perpustakaan lebih condong mengunakan referensi dari Barat.
ReplyDeleteKita harus bangga akan kemampuan dan keahlian para ilmuwan muslim masa lalu. Tapi kebanggaan itu akan semu belaka kalau para ilmuwan muslim tidak mampu melanjutkan apa yang telah mereka lakukan dimasa lalu. Dan itu semua hanya akan menjadi angan-angan belaka kalau mereka tidak segera bertindak. Tapi apakah itu mungkin ? Sedangkan mereka sendiri mempelajari ilmu-ilmu keIslaman justru dinegara-negara barat dan bukannya ditempat dimana Islam tumbuh dan berkembang pertama kalinya. Jazaakallahu khoirol jazaa'. Wallahu a'lamu bishshowaab
ReplyDeletethat's the problem,,,, krn semua mengira bahwa para eropian itulah bapaknya sains padahal dia itu ngjiplak,,,, mudah2an semua tahu dan sadar
ReplyDeleteMasyaAllah
ReplyDeleteBegitu luar biasanya mereka dalam memberikan sumbangsih terhadap para generasinya