Hari-Hari Terakhir Sang Kekasih -'Alayh sholatu wassalam-

Sepulangnya Nabi saw dari Haji Wada' tahun kesepuluh hijrah, mulai Nampak tanda-tanda dan isyarat akan dekatnya ajal Nabi saw.

Awal bulan shafar tahun kesebeas hijrah, Nabi saw berziarah ke makam para syuhada' Uhud. Yang kemudian beliau saw mensholati para syuhada Uhud itu dan berdoa untuk  mereka.

Beberapa hari kemudian, Nabi saw medapat perintah untuk berziarah ke Baqi' guna mendoakan para jenazah penghuni Baqi' dan memintakan ampun untuk mereka. Berangkatlah Nabi saw pada malam hari dan ketika itu beliau saw ditemani oleh pembantu beliau yaitu Abu Muwaihibah ra.

Nabi saw berkata kepada Abu Muwaihibah: "Wahai Abu Muwaihibah, tahukah kau bahwa Allah swt telah memberikanku kunci semua isi dunia, kekekalan didamanya juga Allah swt telah memberikanku surga. Kemudian aku diberi pilihan antara itu semua atau bertemu dengan-Nya swt."

Kemudian Abu Muwaihibah berkata kepada Nabi saw: "wahai Rasul, ambillah kunci dunia itu dan kekekalan didalamnya juga surga!."

Nabi Menjawab: "Tidak demikian wahai Abu Muwaihibah. Akan tetapi aku telah memilih untuk bertemu Allah swt!". Kemudian beliau saw berdoa dan memintakan ampun untuk para penghuni Baqi' lalu pergi. Dalam satu riwayat disebutkan bahwa Nabi saw mensholati mereka.

Permulaan Sakit
hari senin tanggal 29 bulan Shofar tahun kesebelas hijrah. Beliau saw menghadiri prosesi pemakaman di Baqi'. Dalam perjalanan pulang dari Baqi' beliau saw merasakan sakit dikepala dan juga badan yang mulai menggigil demam.


Sampai dirumah ia menemui 'Aisyah ra berkata kepadanya: "Ya Nabi. Waa ro'saah, Waa Ro'saah" (wahai Nabi. Kepalaku sakit, kepalaku sakit). Nabi pun menjawab: "Bal Ana Yaa 'Aisyah, waa Ro'saah" (Bahkan aku wahai 'Aisyah. Kepalaku juga sakit).

Sejak hari itu, mulailah sakit Nabi saw bertambah dan bertambah parah.

5 hari sebelum Wafat
Rabu, 7 Rabi'ul Awwal 11 H

Demam Nabi saw semakin parah dan bertambah. Dan ketika itu beliau saw sedang berada dirumah Maimuah ra. Karena itu memang hari giliran Maimunah bersama Rasul saw. Namun Rasul saw semakin merasakan sakitnya itu lalu meminta izin kepada Maimunah dan istri-istri beliau agar ia dirawat dirumah 'Aisyah.

Mendengar permintaannya itu, Ali bin Abi Tholib dan Fadhl Ibnu Abbas menggotong beliau kerumah 'Aisyah ra. Keduanya menggotong Nabi saw dengan kedua pundaknya masing-masing.

Disebutkan bahwa karena parahnya sakit, beliau sudah tidak bisa menapaki jalan lagi. Ketika digotong oleh Ali dan Ibnu Abbas, kedua kaki beliau menyeret tanah karena beliau sudah tidak mampu lagi berjalan.

4 hari sebelum Wafat
Kamis, 8 Rabi'ul Awwal 11 H

Sakit yang dirasakannya semakin bertambah parah. Kemudian beliau saw meminta untuk dibawakan 7 katung air dari 7 sumur yang berbeda dan meminta untuk diguyurkan ke bagian manapun dari tubuhnya.

Kemudian para sahabat menuangkan air yang telah didapatkannya ke tubuh Nabi saw, sampai Nabi saw berkata: "Hasbukum. Hasbukum!" (cukup. Cukup)

Lalu beliau saw memasuki masjid dengan kepala yang dibalut (diperban). Lalu ia berdiri di minbar dan memberikan khutbah kepada para sahabat. Dan inilah majlis terakhir yang dihadiri olehnya alayh sholatu wasalam.

Di hari yang sama inilah, beliau melaksanakan sholat berjamaah terakhirnya bersama para sahabat beliau saw. Dan itu ialah sholat maghrib. Ketika itu Rasul saw menjadi imam walaupun dalam keadaan sakit. Beliau saw membaca surat Al-Mursalat.

Memasuki waktu sholat Isya', demamnya bertambah semakin parah sampai-sampai beliau saw sudah tidak mampu lagi untuk keluar ke masjid. Beliau berkata kepada 'Aisyah: "apakah mereka (sahabat) sholat?" 'Aisyah menjawab: "tidak ya rasul. Mereka sedang menuggumu". Kemudian memerintahkan Abu Bakar mengantikannya menjadi Imam.

Sehari sebelum wafat
Ahad, 11 Robi'ul Awwal 11 H

Rasul saw membebaskan seluruh budaknya. Dan ketika itu beliau saw tidak mempunyai harta lagi selain 6 atau 7 dinar yang kemudian ia sedekahkan semuanya. Dan di hari itu juga, beliau saw menghibahkan seluruh senjatanya kepada kaum muslimin.

Waktu fajar di Hari wafatnya
Senin, 12 Rabi'ul Awwal 11 H

Ketika para kaum muslimin melaksanakan sholat subuh berjamaah yang di pimpin oleh Abu bakar ra sebagai imam. Rasul saw membuka tirai (dalam riwayat lain, pintu) rumah 'Aisyah untuk melihat para sahabat yang sedang sholat subuh.

Seketika Rasul saw tersenyum, dan inilah senyum terakhir Nabi saw yang disaksikan oleh para sahabat beliau saw. Ulama menyebut senyuman ini dengan al-ibtisam al-wada' yaiti senyuman perpisahan.

Melihat Nabi yang membuka tirai/pintu dan melihatnya sedang sholat, Abu bakar beserta para sahabat kaget juga gembira. Karena menyangka bahwa Nabi saw telah pulih dari demamnya.

Abu bakarpun mundur beberapa langkah guna memberikan tempat untuk Nabi saw menjadi imam sholat. Namun beliau saw memberikan isyarat dengan tangannya kepada para sahabat dan juga Abu bakar agar tetap ditempat mereka dan meneruskan sholat.

Kemudian beliau saw masuk kembali kedalam kamar dan menutup tirai. Dan inilah momen terakhir bagi para sahabat melihat kekasihnya tersebut 'alayh sholatu wasalam.

Waktu Dhuha

Masuk waktu dhuha di hari terakhir beliau saw. Nabi saw memanggil anak perempuannya yaitu Fatimah ra.

Fatimahpun masuk ke rumah 'Aisyah. Lalu mendudukannya di pangkuan kanan beliau saw dan mulai membisikinya, seketika Fatimah menangis. Beliau membisikannya lagi, seketika Fatimah tersenyum senang.

Kemudian beliau saw memberikan kabar gembira kepada Fatimah bahwa ia adalah Sayyidah Nisaa' Al-'Alamin (Ratunya seluruh wanita didunia).

Melihat Nabi saw yang sedari tadi menahan rasa sakitnya itu, Fatimah dengan perasaan sedih berkata: "waa karba abaah" betapa menderitanya kau ayah. Rasul saw menjawab: "tidak akan ada penderitaan setelah ini wahai anakku".

('Aisyah bertanya tentang bisikan Nabi saw kepada Fatimah yang membuatnya menangis lalu kemudian membuatnya tertawa. Fatimah menjawab: "pertama beliau membisikiku bahwa beliau akan bertemu tuhannya. Akupun paham dan aku menangis. Kemudian beliau membisikiku lagi bahwa aku-lah orang pertama dari keluarga beliau yang akan menyusulnya, maka akupun tersenyum gembira.")

Di waktu ini pula Nabi saw menyampaikan wasiatnya yang terakhir kepada seluruh kaum muslimin: "as-sholatu, ash-sholatu, wa maa malakat aimaanukum". "sholat, sholat, dan hamba sahaya yang kalian miliki." Dan beliau mengulangi wasiat ini berkali-kali.

"as-sholatu, ash-sholatu, wa maa malakat aimaanukum".
"as-sholatu, ash-sholatu, wa maa malakat aimaanukum".

Detik-detik sebelum wafat (waktu Ihtidhor)


Sakitnya semakin menjadi, inilah waktu sekarat Nabi saw. Beliau saw bersandar di dada 'Aisyah ra.

Saudara laki-laki 'Aisyah, Abdurahman bin Abu Bakar masuk ke rumah 'Aisyah dengan membawa siwak ditangannya. Ketika itu Rasul saw berada di pangkuan 'Aisyah dan sudah tidak bisa lagi bergerak.

Beliau memandangi siwak yang dibawa oleh Ibnu Abu bakar tadi. 'Aisyah pun paham bahwa Nabi saw menginginkan itu, "Kau mau aku ambilkan itu untukmu?" 'Aisyah bertanya kepada Nabi saw, lalu dijawab dengan anggukan kepala oleh Nabi saw yang sudah tidak berdaya lagi.

'Aisyah me-layyin-kan siwak tersebut dan kemudian meggosokkan gigi Nabi saw. (dalam riwayat lain, beliau saw menggosokan siwak itu sendiri).

Wafatnya sang Kekasih 'Alayhi sholatu wa salaam

Setelah bersiwak, Nabi saw mengulurkan tangannya ke bejana di dekatnya yang berisikan air lalu mengusap wajahnya dengan tangan beliau sendiri yang sudah basah dengan air, seraya berkata:

"laa ilaaha illa-Llah, Inna lilmauti la sakaraat". "Tiada Tuhan selain Allah, sesungguhnya dalam kematian itu ada kesakitan".


Rasul saw mengangkat tangannya keatas dan menadahkan kepala serta pandangannya ke atas (langit-langit). 'Aisyah melihat mulut beliau saw bergerak dengan lambat dan berkata lirih:

"Bersama orang-orang yang Engkau berikan nikmat dari para Nabi-nabi, para shiddiqin, ­para syuhada', juga orang-orang sholih. Ya Allah ampunilah dosaku, sayangilah aku dan sampaikanlah aku kepada al-rafiiq al-A'la (pendamping tertinggi). Allahumma Al-Rafiiq al-A'la. Allahumma Al-Rafiiq al-A'la. Allahumma Al-Rafiiq al-A'la."

Dan inna lillahi wa inna ilaihi roji'un, beliau wafat pada akhir waktu dhuha, hari senin tanggal 12 rabi'ul Awwal tahun ke-11 Hijrah. Tepat pada umur 63 tahun lebih 4 hari.   
-------------------------------------------------
('Aisyah berkata: "dari salah satu nikmat yang Allah berikan kepadaku ialah bahwa Nabi saw wafat di rumahku, di hari giliranku, di pangkuanku. Dan Allah swt mencampurkan ludahnya dengan ludahku disiwak yang beliau saw pakai".)

Anas bin Malik ra berkata: "tidak ada hari sebagus dan seindah ketika Nabi saw masuk kepada kami (masuk kota madinah). Dan tiada hari seburuk dan sesuram hari ketika beliau saw meninggalkan kami."

Sumber:
  • Ar-Rahiq Al-Makhtum, Bab: Hari-Hari terakhir Nabi saw
  • Khowathir 2, Halaqoh 13 / Ahmad Shughairi

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Buku Panduan Belajar Imla' Gratis

Jangan Terlena Dengan Hadits "Seseorang Akan Dikumpulkan Bersama Orang Yang Ia Cintai"

Ketika Nenek Menyusui Cucunya