Dakwah juga Harus Pakai 'Otak' !

Semangat dakwah yang sering kita lihat dan kita rasakan dari para pemuda penggiat dakwa belakangan ini memang sangat menggembirakan. Setidaknya ada titik cerah dan harapan akan menuju yang lebih baik.
Namun disamping itu, segala hal positif itu juga menumbulkan banyak hal-hal negatif. Ya, semangatnya tidak dibarengi dengan ilmu yang mumpuni, semangat dakwahnya melampaui semangatnya menuntut ilmu lebih jauh dan lebih dalam.
Akhirnya, yang mereka hasilkan bukan dakwah yang sejuk dan menyejukkan hati tapi malah dakwah yang membuat "darah tinggi". Dengan seenaknya mereka megatakan ini "haram", ini "bid'ah", ini "sesat", ini "masuk neraka", Cuma ia yang "masuk surga". Padahal ia baru hanya belajar satu dua hadits saja.
Tanpa mengkaji lebih dalam ilmu yang didapat dan tanpa melihat lebih jauh medan yang ia temui, ia berkata sesuka hatinya dan menyangka itulah ajaran Islam yang diajarkan oleh Rasul saw.
Seorang penggiat dakwah harusnya tahu juga fiqih agar tidak ceroboh dalam dakwahnya. Jangan baru hanya belajar satu hadits kok udah jadi seakan sudah bisa menandingi Imam Muslim.
Pernah diceritakan, bahwa beberapa tahun yang lalu di Mesir. Ada seorang pemuda yang sangat concern sekali dengan masalah keagamaan. Karena merasa sudah mumpuni ilmu dan amalnya keluarlah ia berdakwah. Tapi apa yang dia lakukan?
Ia masuk ke masjid di salah satu daerah tanpa melepas sandalnya. Ia masuk begitu saja dan masih memakai sandal. Kemudian dengan gagah dan sombongnya ia menyangka bahwa hanya ia yang mengerti dan pahamm agama, yang lain awam semua.
Tentu melihat ia masuk ke masjid dengan memakai sandal itu, orang-orang yang berada di dalam masjid geram.
"hai Pemuda! Sudah hilang kah otakmu? Seenaknya masuk masjid tanpa melepas alas kaki!" kata salah seorang Jemaah masjid.
Kemudian dengan bodohnya ia menjawab: "wahai para Jemaah. Tidak kah kalian tahu bahwa sholat dengan memakain sandal itu sunnah. Dan rasul saw sholat selalu dengan mamakai sandal. Jadi kenapa kalian melarang?"
Dengan marahnya, akhirnya para Jemaah memukulinya dengan oukulan yang bertubi-tubi sampai ia terkulai dan tidak berdiri lagi. Yaa jelas, siapa yang tidak marah dengan kalakuan bodoh pemuda ini.
Ia berbicara tanpa tahu situasi dan kondisi. Perkataannya soal bahwa Nabi saw itu sholat memakai sandal ya memang benar, sangat benar sekali. Tidak ada yang mengangkal sunnah ini. Tapi apakah itu cocok diterapkan sekarang?
Dimana semua masjid sudah memakai kerami dan juga marmer untuk lantainya. Dan setiap hari ada petugas yang membersihkan masjid secara rutin. Orang muslim mana yang rela melihat masjidnya dikotori dengan sandal kotor dan najis dari orang bodoh seperti ini.
Hasilnya yaa ia berada di rumah sakit. Dan dari hasil pemeriksaan dokter, tulang-tulangnya itu patah hamper di seluruh tubuhnya. Inilah hasil dari dakwah yang timbul dari hanya semangat namun tidak dibarengi dengan ilmu.
Dan bahkan dakwah tanpa etika dan ilmu itu bukan hanya meremukkan dan mematahkan tulang, akan tetapi bisa melayangkan nyawa juga, alias tewas alias meninggal. Seperti cerita yang sudah sangat sering kita dengar dari hadits Nabi saw.
Diceritakan bahwa ada seorang pendosa yang telah membunuh 99 orang, kamudian ia mendatangi seorang pemuka agama untuk bertaubat. Namun ternyata pemuka agama itu bukannya menerima malah meng-jugde bahwa dosa semacam itu mana mungkin diampuni.
Akhirnya, karena memang tidak diampuni, yaaa genapkan saja jadi seratus orang. Hasilnya tewaslah pemuka agama tersebut karena kebodohannya.
Namun berbeda kondisinya dengan pendakwa yang memang mempunyai ilmu dan memahami kondisi medan. Seperti terusan cerita hadits diatas. Ketika soeang pembunuh 100 orang itu datang kepada pemuka agama yang lain. Ia diterima dengan sangat baik dan mengatakan bahwa tuhannya pasti akan mengampuninya dan pintu taubatnya selalu terbuka untuk siapapun dan kapanpun.
Kemudian ia berpesan agar ia meninggalkan kota tempat ia sering melakukan dosa ke kota dimana orang-orangnya selalu taat beribadah. Belum sampai kota yang dituju, ia meninggal ditengah perjalanan. Dan akhirnya (dalam riwayat hadits) ia masuk surga.
Ia masuk surga tentu karena Allah yang menghendaki itu, tapi melalui ilmu sang da'I yang bijak dalam dakwahnya.  
Jadi teruslah perbanyak mencari ilmu. Jangan tergiur dengan semangat-semangat mentah yang hanya menjatuhkan diri sendiri bahkan menjatuhkan kehormatan agama ini, Karena dibawakan dengan sangat tidak proporsional oleh ia yang tidak proporsional juga ilmunya.  

Comments

  1. Tapi kadang, mereka yg berilmu banyak. Enggan untuk mengatakan yg haq itu haq dan yang bathil itu bathil.

    ReplyDelete
  2. yaa begitulah problem dakwah Islam di negeri kita ini. yang kurang Ilmu malah berani maju dan merasa paling cerdas...tapi yang punyai ilmu mumpuni malah ngumpet, entah itu karena tidak dikasi tempat atau mungkin ada pihak yang sengaja menyembunyikannya agar ilmunya tidak tersebar.,.,??

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Buku Panduan Belajar Imla' Gratis

Jangan Terlena Dengan Hadits "Seseorang Akan Dikumpulkan Bersama Orang Yang Ia Cintai"

Ketika Nenek Menyusui Cucunya