Puasa Rajab, Ada Atau Tidak?


Pada dasarnya, puasa itu disyariatkan dan dibolehkan, asalkan bukan di hari-hari yang ada larangan berpuasa di dalamnya. 
 
Contoh puasa yang di sunnahkan; puasa senin kamis, puasa asyuro’, puasa 9 hari awal bulan dzulhijjah, puasa Daud, puasa arofah, puasa setengah awal bulan sya’ban.

Puasa yang dilarang; puasa dua hari raya, puasa  hari Tasyriq, atau puasa di waktu haid. Sedangkan puasa pada bulan Ramadhan ialah suatu kewajiban yang tidak bias ditawar-tawar.

Puasa Bulan Rajab
Adapun puasa di bulan rajab memang ada dalil pen-syariatannya, artinya dibolehkan. Dibolehkan atas dalil umum; yaitu dalil keutamaan berpuasa di bulan-bulan Haram, dan bulan rajab ialah termasuk dari 4 bulan Haram tersebut. (bulan Haram: Dzulqo’dah, Dzulhijjah, Muharrom, Rajab)

Bahkan dalam Kitabnya Nailul Author [نيل الأوطار], Imam Syaukani mengatakan bahwa kebolehan puasa pada bulan-bulan Haram yang didalamnya termasuk bulan rajab ialah suatu Ijma’ ulama.

Adapun dalil yang mengkhususkan keutamaan puasa pada bulan rajab memang ada dan bisa dibilang banyak, namun status hadits-hadits tersebut dho’if (lemah) dan bahkan ada yang berstatus maudhu’ atau palsu. 

Tidak ada satupun hadits tentang keutamaan puasa di bulan Rajab ini yang statusnya shohih ataupun hasan, Ini sebagaimana dijelaskan oleh Imam Ibnu Hajar Al’Asqolani dalam kitabnya Tabyinul-‘Ujbi Bima Waroda Fi Syahri Rojab [تبيين العجب بما ورد في شهر رجب].

Diantara hadits-hadits tersebut ialah:

Pertama:
Dari Anas Bin Malik: “sesungguhnya dalam surga ada sungai yang bernama ‘Rajab’, airnya lebih putih dari susu, dan lebih manis dari madu, barang siapa yang bepuasa pada salah satu hari bulan Rajab, Allah akan meminumkan untuknya dari air sungai rajab itu”. 

Kedua:
Dari Abu said Al-Khudri ra, Rasul SAW bersabda: “barang siapa yang berpuasa satu hari pada bulan Rajab, maka ia akan mendapatkan keridhoan Allah yang besar… barang siapa yang berpuasa 2 hari, ia akan mendapatkan 2 kali lipat pahala, dan satu lipatnya itu bagaikan gunung-gunung di bumi. Dan barang siapa yang berpuasa 3 hari, Allah akan membuatkan untuknya penghalang antara ia dan neraka dengan sebuah parit, yang panjangnya perjalanan selama setahun…………….(dan seterusnya, maaf tidak diteruskan penulisannya karena panjang sekali).

Ketiga: 
“Barang siapa yang berpuasa pada bulan rajab selama 3 hari, ia bagaikan berpuasa selama sebulan, dan barang siapa yang berpuasa 7 hari, ditutup baginya pintu neraka, dan siapa yang berpuasa 8 hari, dibukakan untuknya 8 pintu surge, siapa yang berpuasa setengah bulan rajab, Allah menuliskan untuknya RidhoNya, dan siapa yang mendapat Ridho Allah ia tidak akan di siksa, dan siapa yang berpuasa sebulan rajab penuh, ia akan dihisab dengan hisab yang ringan.”
   
Hadits-hadits tersebut dan juga hadits-hadits lain yang membicarakan tentang keutamaan puasa pada bulan Rajab itu semua hadits yang lemah dan bahkan banyak juga yang Maudhu’ atau palsu. Artinya tidak dapat dijadikan dalil dan hujjah. (Ibnu Hajar / Tabyiinul-‘Ujb)

Penulis tidak menuliskan siapa perawi hadits-hadits tersebut, karena memang hadits yang penulis dapat dari beberapa kitab tentang puasa Rajab ya seperti itu. tidak jelas perawi seperti yang dijelaskan oleh Imam Ibnu Hajar Al-'Asqolany. 

Dilarang Mengkhususkan Bulan Rajab Untuk Berpuasa

Seperti keterangan diatas bahwa tidak ada penganjuran puasa pada bulan rajab secara khusus, karena tidak ada dalil yang sah mengenai hal itu.

Diriwayatkan dari Khorsyah bin Al-Harr bahwa ٍSayyidina Umar ra pernah memukul tangan-tangan kaum muslim (yang berpuasa pada bulan rajab) hingga menaruhnya di piring-piring mereka, kemudia beliau berkata: 

“Makanlah! Sesungguhnya ini (Bulan rajab) ialah bulan yang diagung-agungkan oleh orang Jahiliyah” (diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dan Ibnu Katsir dalam Musnad Al-Faruq)

Imam Abu Syaibah juga meriwayatkan bahwa Ibnu Umar me-makruh-kan puasa pada bulan Rajab.

Beberapa ulama menyimpulkan bahwa larangan tersebut bukan berarti larangan untuk berpuasa Rajab, namun itu larang bagi mereka yang hanya berpuasa di bulan Rajab saja. mereka mengkhusukan bulan Rajab seakan-akan harus berpuasa, sedang bulan lain tidak demikian. 

Tidak menjadi larangan mutlak, karena memang ada hadits yang menerangkan sunnah berpuasa di bulan-bulan haram sebagaimana disebutkan diatas. dan terlebih lagi tidak ada larangan khusus untuk berpuasa di bulan Rajab. 
 
Tidak Ada Larangan Puasa Bulan Rajab

Imam Ibnu Majah pernah meriwayatkan sebuah hadits dari Ibnu Abbas; “Bahwa Rasulullah SAW melarang untuk berpuasa pada bulan rajab”

Namun Imam Syaukani mengatakan bahwa status hadits ini pun dho’if (lemah) dan tidak bisa dijadikan argument untuk pelarang puasa pada bulan Rajab. (Nailul Author Juz 4 Hal 331)

Kesimpulan

Kesimpulannya bahwa tidak ada dalil yang melarang puasa Rajab, dan juga tidak ada anjuran khusus untuk berpuasa di hari-hari bulan rajab. Namun hukum asli berpuasa itu dianjurkan sebagaimana disebutkan dalam hadits penganjuran berpuasa pada bulan-bulan haram, dan rajab termasuk dari 4 bulan Haram tersebut. 
(Imam Nawawi / Srayhun-Nawawi Lil-Muslim jul 8 hal 39)

Intinya memang puasa Rajab itu ada dan disyariatkan. atas dasar dalil yang menganjurkan untuk berpuasa di bulan-buan haram (mulia) dan Rajab termasuk dari 4 bulan haram tersebut. 

Namun tidak ada pengkhususan dalam puasa Rajab, entah itu sehari, 2 hari, atau 15 hari dan seterusnya karena hadits-hadits tentang itu semua dhoif dan palsu, tidak ada yang benar-benar shohih dari Nabi SAW.

jadi puasa di bulan Rajab ini sama seperti puasa-puasa di bulan-bulan lain, hanya saja di bulan rajab ini lebih dianjurkan karena termasuk dari bulan-bulan Haram (Mulia).

Amalan Sunnah Bulan Rajab

Dalam bulan Rajab ini ada amalan yang sering dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW setiap masuk bulan Rajab, yaitu membaca Do'a Rajab. redaksi do'anya seperti ini:

اللهم بارك لنا في رجب وشعبان وبلغنا رمضان
Allahumma Baarik Lanaa fi Rojaba Wa Sya'baana wa ballighnaa Romadhona.

"yaa Allah berkahilah kami pada bylan Rajab dan bulan Sya'ban ini, dan sampaikanlah (umur) kami sampai bulan Ramadhan"

semua sepakat bahwa hadits doa Rajab ini ialah hadits yang lemah yang tidak bisa dijadikan argumen dan dalil. lalu bagaimana, boleh kah kita berdoa dengan redaksi hadits dhoif ini? apakah berdosa? baca pembahasannya DISINI   

 Wallahu A'lam

Comments

  1. syukron atas infonya..
    klau mau puasa rajab bagaimana membaca niatnya?

    oh y,
    boleh di share ke yang lain?

    ReplyDelete
  2. silahkan.......

    Kalau niatnya bagaimana? Saya tidak tahu,krn niat itu yg pnting dihati.tak diucapkan tak jadi masalah. Yang penitng malamnya niat dlm diri akan puasa rajab diesok hari. Make bahasa Indonesia saja kalau memang ngga bisa bahasa Arab, yang penting niat!
    Wallahu A'lam

    ReplyDelete
  3. silahkan.......

    Kalau niatnya bagaimana? Saya tidak tahu,krn niat itu yg pnting dihati.tak diucapkan tak jadi masalah. Yang penitng malamnya niat dlm diri akan puasa rajab diesok hari. Make bahasa Indonesia saja kalau memang ngga bisa bahasa Arab, yang penting niat!
    Wallahu A'lam

    ReplyDelete
  4. 1 rajab bareng, 1 ramadhan bareng jga, tpi knapa lebaran idul fitri gak prnah bareng skarang....??? ga seruuu, ga kompak....!!!

    ReplyDelete
  5. assalamu'alaikum..
    berkunjung ke http://tentarakecilku.blogspot.com

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Buku Panduan Belajar Imla' Gratis

Jangan Terlena Dengan Hadits "Seseorang Akan Dikumpulkan Bersama Orang Yang Ia Cintai"

Ketika Nenek Menyusui Cucunya