Sudah Bersyukur kah Kita?

[Ceritanya] Di lampu merah salah satu jalan Ibu Kota

Mobil hitam mulus berhenti karena lampu merah menyala, di dalamnya laki-laki paruh baya dengan pakaian rapi berdasi pula serta rambut yang klimis, tapi dengan muka kosong seperti ada yang dipikirkan.

Sepanjang trotoar yang cukup luas di dampi traffic light itu, berjejer armada-armada becak dengan para pilotnya yang duduk santai menunggu penumpang. Salah satunya duduk dengan gaya santai, menyenderkan kepala di salah satu sisi bangku becak dan manaikkan kakinya di sisi bangku lain, persis gaya boy besar duduk di sofa empuk.

Sambil melihat ke mobil hitam mulus, dalam hati pilot becak berkata: 

"Nikmatnya jadi orang kaya, baju rapih, kendaraan mewah, uang punya. Pasti keluarga senang ya, bisa jalan kemana-mana naik mobil mewah, ngga keujanan, ngga kepanasan. Ngga kaya tukang becak, Cuma gini aja kerjaannya, duit sedikit, keujanan kepanasan, keluarga makan pas-pasan. Enaknya jadi orang kaya"

Dari dalam mobil, lelaki tampan pemilik mobil itu juga melihat ke rententan armada becak, satu yang menarik perhatiannya pilot becak yang membicarakannya dalam hati itu, yang duduk santai bak bos besar.

Dalam hati ia berkata:

"enaknya jadi tukang becak, hidup ngga punya beban, ngga mikirin hutang perusahaan, ngga mikirin gaji karyawan yang tertunggak ngga kaya saya jadi bos yang harus nanggung beban kantor setiap hari, pasti waktu bersama anak istri lebih banyak, jadi harmonis. Saya? Mana ada waktu buat istri dan main bersama anak? Enaknya jadi tukang becak"

Hehe,, keduanya saling menyesali kehidupan..

Lampu hijau menyala, kehidupan pun kembali berjalan seperti biasa. Yang terpenting ialah, hidup bukan siapa kita dan jadi apa? Tapi bagaimana mensyukuri nikmat yang ada, sudah kah?

-wallahu-l-musta'an-

Comments

Popular posts from this blog

Buku Panduan Belajar Imla' Gratis

Jangan Terlena Dengan Hadits "Seseorang Akan Dikumpulkan Bersama Orang Yang Ia Cintai"

Ketika Nenek Menyusui Cucunya