Gampang Kaget, Cepet Kagum!

Alkisah berawal dari seorang murid yang berguru di sebuah perguruan yang terletak jauh diatas sebuah pegunungan tinggi. Ada seorang guru yang sangat alim dan tentunya berkharismatik menjadi transferter ilmu kepada siapapun yang datang menjadi muridnya.

Yang menarik, disebelah perguruan ini terbangun sebuah makam yang dikramatakan oleh banyak orang dan selalu ramai dikunjungi banyak warga. Entah siapa yang ada didalam makam tersebut, tiada yang tahu. Yang pasti, makam ini menjadi langganan ziarah dan setiap hari mesti ramai dikunjungi.

Sampai pada suatu saat, ia lulus dan telah selesai menimba ilmu di perguruan tersebut. Ketika hendak pergi pulang dan mengamalkan semua ilmu yang telah didapat. Sang guru menghadiahkannya seekor kuda untuk digunakannya menempuh perjalanan, dari atas gunung sampai tujuannya.

Turunlah ia dengan manaiki kudanya tersebut. Namun belum sampai kaki gunung, masih ditengah-tengah sang kuda tewas, entah apa sebabnya. Dan karena ta’zimnya kepada sang guru sipemberi kuda, kuda tersebut dikubur. Bukan hanya dikubur tapi si murid juga duduk disamping kuburannya tersebut dan mendoakannya layaknya makam manusia.

Para peziarah yang hendak menuju makam keramat di puncak gunung yang melihat kelakuakn murid itu 
menjadi tergiur. Tanpa Tanya tanpa cek, para peziarah hanya berhenti di makam yang ada musid itu dan tidak meneruskan perjalanan sampai ke puncak. Dengan asumsi bahwa kalau yang duduk itu seorang murid soleh, pasti itu juga kuburan keramat.

Mereka juga berpikir, “kalau disini ada, ngapain cape-cape naik ke puncak?”. Jadilah makam kuda itu ramai dikunjungi dan dikeramatkan oleh para peziarah.

Dipuncak sana sang guru kebingungan, karena belakangan ini peziarah makin sedikit yang berimbas pada berkurangnya “pendapatan” sang guru. Akhirnya ia meneliti, ingin tahu sebenarnya apa yang terjadi sehingga peziarah makin lama makin berkurang.

Bertemulah sang guru dengan sang murid yang dulu dihadiahinya kuda. Kemudian ia bertanya: “kenapa kamu masih disini, dan kenapa banyak orang yang berziarah disini bukan diatas? Makam siapa ini?”

“begini guru. Ketika baru saja melakukan perjalanan, kuda pemverian guru ini mati. Dan karena ini pemberian guru, saya harus memperlakukannya dengan baik, karena itu saya kubur ia disini dan saya doakan” jelas sang murid.

“oo jadi ini kuburan kuda itu?” Tanya guru heran.

“iya guru!”

“apa kamu bilang kepada orang-orang ini kalau ini makam kuda?” Tanya gurunya.

“tidak guru! Mereka hanya ikut-ikutan saja saya berdoa disini”.

“bagus!” cetus sang guru. “kalau gitu jangan bilang juga kalau makam yang diatas itu makam ibunya!”

Sang murid: !!@##$$
_________________________________
Buat saya cerita ini mirip dan hamper pas dengan kelakuan kebanyakan orang Indonesia yang kalau kata (alm) KH. Zainuddin MZ itu “gampang kaget, cepet kagum!” begitu kebanyakan orang Indonesia (tentu tidak semua, hanya kalangan tertentu).

Setiap melihat yang baru, apapun itu, pasti diikuti. Tanpa tau ini baik atau buruk. Tanpa dicek dulu apakah ini benar atau salah. Lihat saja bagaimana fenomena sekte-sekte baru yang merusak agama itu.

Ada nabi baru-lah, ada yang mengaku malaikatlah, malah ada yang mengaku tuhan. Dan yang anehnya banyak orang yang mengikuti kesesatan itu. Tanpa dicek atau ditelaah dulu kebenarannya.

Yang paling dekat dengan kita ialah ketika ada mall atau plaza yang baru dibangun. Semua orang berbondong-bondong dating mengunjunginya. Bukan mau beli atau mau apa, Cuma mau numpang kaget aja. hehe

Untuk selebihnya silahkan anda menilai sendiri……..

Comments

Popular posts from this blog

Buku Panduan Belajar Imla' Gratis

Jangan Terlena Dengan Hadits "Seseorang Akan Dikumpulkan Bersama Orang Yang Ia Cintai"

Ketika Nenek Menyusui Cucunya