Siapakah Yang Hatinya Terpaut Pada Masjid?

Dalam hadits shohih dari Nabi saw yang diriwayatkan oleh syaikhoni; Imam Bukhori dan Imam Muslim, disebutkan bahwa ada 7 golongan manusia yang nantinya di hari akhir akan mendapatkan perlindungan Allah swt dimana tiada lag perlindungan ketika itu selain perlindangan-Nya.

Salah satu dari 7 golongn itu ialah "orang yang hatinya terpaut pada masjid". Ialah yang mempunyai hati yang selalu terikat kepada masjid. Kedekatan batinnya kepada masjid sangat erat dan sulir dipisahkan.

Namun siapakah yang dimaksud dengan "hati yang terpaut pada masjid" dalam hadits ini? Apakah ia seorang merbot masjid, yang bukan saja hatinya bahkan badannya pun selalu terikat pada masjid sehingga hari-harinya hanya dihabiskan dalam masjid.

Atau ia seorang ustadz yang sudah pasti selalu beranjak ke masjid guna mengajar. Atau ia seorang hartawan yang kaya raya yang selalu menginfakkan uangnya untuk membangun masjid.

Atau siapa?

Imam Nawawi menerangkan dalam kitabnya syarhun-nawawi lil-muslim tentang sabda Nabi: “seseorang yang hatinya terpaut kepada masjid” : yaitu orang yang sangat cinta masjid dan selalu sholat berjamaah di dalamnya, bukan siapa-siapa yang hanya sering duduk atau berdiam di masjid.

Itulah jawabannya. Yaitu orang yang selalu berusaha untuk bisa sholat berjamaah dimasjid. Siapapun itu, dimanapun ia berada, jika azan memanggil ia langsung bergegas ke masjid guna melaksanakan sholat berjamaah di masjid.

Dalam pengertian lain ialah bahwa seseorang yang selalu rutin/rajin melaksanakan sholat berjamaah di masjid ialah termasuk dar golongan orang yang mendapat naungan Allah swt di hari akhir kelak.

Jadi tidak mesti ia itu ustadz, merbot, atau hartawan, santri atau juga kiyai. Siapapun yang selalu berusaha menjaga sholat berjamaahnya di masjid, ia telah mendaftarkan dirinya untuk mendapat naungan Allah swt dihari akhir nanti.

Lalu kalau sholat berjamaahnya tidak dimasjid, bagaimana?
Tentu ia bukan termasuk dari 7 golongan tersebut. Iya, ia mendapatkan fadhilah sholat berjemaah itu namun tidak termasuk golongan hati yang terpaut pada masjid yang dimaksud. Karena begitu redaksi haditsnya.

Syeikh Badruddin Al-‘Ainiy ketika menjelaskan tentang hadits diatas dalam kitabnya ‘umdatul-qori’, beliau menambahkan :

"dalam hadits ini terdapat keutamaan bagi siapa yang sering mendatangi masjid guna sholat berjamaah karena masjid adalah rumah Allah, dan rumah bagi setiap orang yang bertaqwa, dan siapa saja yang bertamu maka berhak untuk mendapat kehormatan dan pemuliaan dari sang tuan rumah. Lalu bagaimana jika yang menjadi tuan rumah itu Dia yang maha mulia?."

Wallahu A'lam

Comments

Popular posts from this blog

Buku Panduan Belajar Imla' Gratis

Jangan Terlena Dengan Hadits "Seseorang Akan Dikumpulkan Bersama Orang Yang Ia Cintai"

Ketika Nenek Menyusui Cucunya