Meluruskan Perspektif Keliru Tentang Uang

Setelah mendengar motivasi pagi bersama Mas Jamil Az-Zaini di Sindo Radio pagi tadi, saya terinspirasi untuk menulis artikel ini. Yaitu tentang perspektif negative dari kebanyakan orang tentang uang yang keliru.

Ya kebanyakan dari kita menilai bahwa uang itu ialah sumber kehancuran, menjauhkan diri dari tuhan, menjadikan diri ini budak yang digerakkan oleh uang itu sendiri. Semua tantang uang, pandangan yang muncul itu selalu negative.

Dan itu sebenarnya keliru. Uang tetaplah uang yang mempunyai manfaat dan kegunaan yang sangat posotif bagi kehidupan setiap manusia.
Karena perspektif dan pandangan buruk kepada uang yang benar-benar keliru ini bisa menjadikan kita orang yang anti kepada kekayaan. Selalu melihat negative kepada orang mempunyai banyak uang dan sebagainya.

Padahal agama kita pun tidak pernah melarang untuk kita menjadi kaya. Bahkan ajarannya yang mulia ini selalu memotifasi penganutnya untuk bisa selalau dan berusaha menjadi orang ber-duit agar ibadah lebih optimal.

Pandangan keliru yang biasa kita dengar ialah: Uang itu Sumber Kriminal/Kejahatan
Ini benar-benar pandangan yang keliru menurut saya. Kenapa selalu uang yang disalahkan. Akhirnya secara tidak langsung kita menilai bahwa orang yang banyak uang banyak kriminalnya. Dan itu keliru.
Justru malah sebaliknya. Kejahatan yang terjadi selama ini, perampokan, kebohongan, pembunuhan dan jenis criminal lainnya itu terjadi karena kekurangan uang.

Karena kalau si pelaku itu mempunyai uang banyak tidak akan terjadi hal-hal demikian. Dna justru yang mempunyai uang banyak itu yang banyak ibadahnya, banyak sedekahnya, banyak menyumbangnya. Berbeda dengan yang kurang uang.

Walaupun kita tidak bisa menutup mata bahwa ada sejumlah kecil orang yang mempunyai banyak uang tapi ia malah mnginfakkan untuk kegiatan crime.

Selanjutnya ialah: Uang memperbudak pemiliknya.
Ini juga perspektif yang keliru, saya tidak bilang ini salah, hanya keliru saja. Kebanyakan orang yang konservatif menilai banyak banyak uang itu hanya akan memperbudak pemiliknya menjadi hamba uang. Namun yang terkadi malah sebaliknya.

Justru yang kurang uang lah yang diperbudak oleh uang itu sendiri. Lihat berapa banyak orang yang mati-matian kerja di tempat dan posisi yan sama sekali mereka tidak sukai hanya untuk mendapatkan uang dan berharap bisa jadi kaya.

Kerja ini, kerja itu, semua itu karena uang. Dan itu dilakukan oleh orang yang punya sedikit uang. Tapi kalau kita lihat orang yang banyak uangnnya, orang kaya. Mereka tidak akan melakukan hal yang tidak mereka sukai.

Orang-orang kaya hanya melakukan hal yang sesuai dengan passionnya, Kerja penuh semangat, mempunya visi yang tajam. Itulah sebab yang menjadikan mereka kaya.

Mereka bekerja untuk memajukan Indonesia, mereka berjuang agar bisa bermanfaat untuk orang banyak. Mereka menghasilkan sesuatu untuk memberi pada khalayak bukan menerima. Itu orang yang banyak duitnya.

Banyak contoh nyata yang telah kita lihat, baik mereka yang sudah wafat dan menjadi legend atau mereka yang masih hidup dan selalu memberikan motivasi-motivasinya kepada kita.

Pandangan keliru selanjutnya ialah: Uang membuat pemiliknya jauh dari Tuhan.
Kalau pandangan seperti ini ya semua bisa menilai sendiri. Justru yang banyak uang itu yang paling banyak ibadahnya (menurut saya).

Dengan uangnya yang banyak itu, ia bisa meng-haji-kan orang tua beserta keluarga yang lainnya. Bahkan ia bisa menghajikan pula karyawan-karyawannya.

Banyak uang yang ia keluarkan untuk menyumbang pembangunan sekolah, masjid, pesantren, jembatan. Belum lagi zakatnya yang bisa memperdayakan orang miskin sekitr tempat tinggalnnya. Bahkan memberika beasiswa untuk para pelajar didalam dan luar negeri. Kurang ibadah apa lagi orang seperti ini.

(hanya memang kita juga harus membuka mata, ada juga beberapa orang yang melenceng dari kaidah orang kaya sejati ini. Seperti orang kaya gila,,hehe)

Justru yang sedikit uangnya lah yang jauh dari tuhannya. Karena kekurangan uang dan keimana yang kurang juga akhirnya ia bisa melakukan hal-hal yang dilarang syar'i.

Kurang uang akhrinya ia mencuri. Tidak ada uang untuk anak-keluarga akhirnya ia menipu. Kurang uang untuk hidup akhirnya ia bisa jadi bunuh diri. Dan akhirnya, akhirnya , akhirnya yang lain.

Jadi uang bisa membantu hidup kita menjadi lebih baik, dan juga menjadi orang yang lebih bermanfaat untuk orang banyak. Dan sudah tentu –insyaAllah- lebih dekat dengan Allah swt karena uang itu kita gunakan untuk ibadah.

Wallahu A'lam

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Buku Panduan Belajar Imla' Gratis

Jangan Terlena Dengan Hadits "Seseorang Akan Dikumpulkan Bersama Orang Yang Ia Cintai"

Ketika Nenek Menyusui Cucunya