Jl. Surabaya

Karena pekerjaan yang berkaitan dengan buku-buku (kerja di penerbit), mengharuskan saya untuk selalu mondar-mandir ke Perpustakaan Nasional untuk mendaftarkan buku-buku yang kami terbitkan guna terdaftar dan mendapat nomor ISBN.

Untuk pulang ke kantor dari perpusnas, saya harus melewati Jl. Surabaya yang berada di daerah menteng. Karena jalan itu yang terdekat menurut saya.

Tentu bukan suatu yang asing lagi nama itu di telinga pembaca semua. Di jalan itu bertebaran banyak barang-barang antic yang tentunya sudah pasti mahal yang sangat memanjakan mata siapa saja yang melintas dijalan tersebut.

Mulai dari barang yang terkecil seperti patung-patung mini, kaset-kaset jadul, piringan hitam, sampai barang-baran besar seperti lampion atau sejenisnya.

Dan bukan hanya barang antic saja yang didagangkan disana. Barang-barang bermerek internasional pun ada menjadi barang dagangan. Mulai dari tas cantik (buat kaum wanita), pukulan golf (maaf, saya tidak tau namanya) Dan masih banyak lagi. Saya pun tidak tahu berapa rata-rata harga barang disana. Karena memang saya tidak pernah menawar apalgi niat membelinya.

Rekan saya yang bukan orang asli Jakarta. Ketika kami melewati Jl. Surabaya saya mengatakan kepadanya sekaligus mengenalkan bahwa ini namanya Jl. Surabaya tempat barang-barang antic dijual.

"mahal?" tanyanya.

"o ya udah pasti" jawab saya dengan sigap.

"kenapa namanya jalan Surabaya ya?" ia Tanya kembali.

"wah kalo itu, ane kaga tau, Pak Tom!" Dia hanya begumam.

Di hari berikutnya  ketika kami kembali melewati jalan Surabaya tersebut, tentu saya tidak akan mengenalkannya lagi tentang jalan ini. Lalu ia bergumam lama sambil melihat orang-orang yang sedang menawar barang-barang antic tersebut.

"kenapa, Pak Tom?" Tanya saya.

"hmmm. Saya heran sama orang Jakarta"

"heran kenapa?"

"iya. Kok suka ya mereka membeli BARANG-BARANG MAHAL YANG TAK BERGUNA kayak gini?"

Saya hanya bergumam tak bisa menjawab.

Comments

Popular posts from this blog

Buku Panduan Belajar Imla' Gratis

Jangan Terlena Dengan Hadits "Seseorang Akan Dikumpulkan Bersama Orang Yang Ia Cintai"

Ketika Nenek Menyusui Cucunya