Tiba-Tiba Jadi Agamis Ketika Ramadhan

Pagi tadi, salah satu kawan bertanya via Blackberry Messenger, pertanyaan yang memang sering ditanyakan beberapa orang ketika masuk Ramadhan. Soal kebanyakan artis wanita Indonesia yang kalau sudah masuk Ramadhan, mereka mulai memakai jilbab atau hijab, tapi ujungnya setelah Ramadhan lepas, lepas juga hijabnya.

Bahkan tidak sedikit yang berkata sinis, malah nyinyir, "Halah, artis! Masuk puasa aja make jilbab, udah keluar ramadhan mah buka-bukaan lagi. Cuma cari sensasi aja biar laku di bulan puasa. Munafik!"

Sebenarnya ya buat saya pandangan kebanyakan orang seperti itu wajar tidak wajar. Wajar saja kalau mereka melihat begitu karena memang yang sudah-sudah begitu kejadiannya.

Tapi jadi tidak wajar juga kalau mengomentari penampilan para pesohor yang tiba-tiba agamis itu sampai segitunya, sampai bilang munafik dan sebagainya. Buat saya ini yang tidak wajar. Karena bagaimanapun kita tidak tahu kelanjutan ceritanya nanti setelah ramadhan, dan kita juga tidak tahu apa niatan si artis dengan penampilan barunya itu.

Harusnya memang cara pandang kita yang semestinya sedikit dirubah. Harusnya kita ngga usah nynyir dan sinis dengan penampilan mereka. Justru ini kan bagus, ada peningkatan setidaknya dengan masuknya Ramadhan.

Yang awalnya, "Ihh artis, Ramadhan doang make jilbab,, bla bla bla..." Sekarang memandangnya tidak begitu, tapi jadi begini,

"Bagus ya artis-artis itu, kalau masuk Ramadhan pada make jilbab, jadi enak diliatnya. Itu bagus, yang ngga bagus itu, dia masuk Ramadhan ngga masuk Ramadhan tetep buka-bukaan kaya dulu. Mudah-mudahan para fans-nya ngikutin make jilbab, mudah-mudahan make jilbab terus ampe keluar Ramadhan :))"

Kan kalau memandangnya seperti ini jadi enak, kita juga ngga mikir yang macem-macem, ngga dengki, ngga berkurang juga pahala puasa kita.

Kita hanya bisa memandang dan menilai seseorang hanya zohirnya saja, hanya dari apa yang keliatan oleh mata kita. Urusan hati yang tidak terlihat dan tidak terbaca, itu bukan urusan kita. Pun syariat ini tidak menuntut kita untuk tahu apa yang ada dibalik dada mereka. Cukup yang terlihat dan tidak usah berlebihan.

Jangankan kita, Nabi pun tidak pernah diperintah oleh Allah untuk tahu apa isi hati seseorang. Sabda beliau saw:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-: «إِنِّي لَمْ أُؤْمَرْ أَنْ أَنْقُبَ قُلُوبَ النَّاسِ، وَلاَ أَشُقَّ بُطُونَهُمْ»
"Sesungguhnya aku tidak pernah diperintah untuk menengok hati manusia dan membelah perut mereka" (Muttafaq 'alayh)

Dan pastinya Allah swt tahu apa yang diniatkan oleh para pesohor itu dengan penampilan yang baru mereka. Terlepas dari baik, atau buruk niatnya, yang pasti mereka akan mendapat ganjaran dan balasan atas itu semua.

Karena memang setiap amal tergantung bagaimana si pelaku meniatkannya itu. Untuk baik kah atau untuk keburukan kah?

Comments

Popular posts from this blog

Buku Panduan Belajar Imla' Gratis

Jangan Terlena Dengan Hadits "Seseorang Akan Dikumpulkan Bersama Orang Yang Ia Cintai"

Ketika Nenek Menyusui Cucunya