Orang Besar Hidup antara Pujian dan Cacian

Hampir tidak ada seorang pun yang tidak ada perbedaan persepsi dari orang-orang sekelilingnya, semua punya persepsi sendiri yang masing-masing berbeda dengan yang lainnya. Siapapun itu, pasti orang akan terpecah pada beberapa pandangan dalam menilai pribadinya. Yang satu katakan bahwa fulan itu baik, tapi tidak bagi yang lain, justru fulan itu orang jahat.

Bahkan Allah swt, manusia pun berbeda pandangan tentang-Nya; dimana Allah swt berada? Di arsy-kah atau dimana? Berbeda apakah Allah swt punya tangan dan kaki atau tidak? dan banyak lagi yang tidak mungkin disebutkan dalam forum ini.

Musthafa Luthfi al-Manfaluthi (w. 1924 M), seorang sastrawan besar asal Mesir yang pernah kuliah di al-Azhar, punya makalah yang bagus sekali ketika membicarakan tentang seseorang yang dinilai dengan penilaian yang berbeda dari orang-orang sekelilingnya. Dalam kitabnya al-Majmu'ah al-Kamilah (hal. 253), Musthafa mengatakan:

"Kalau kalian melihat ada penyair, orang alim, orang terpandang atau juga dai atau siapapun yang punya kedudukan di kalangan kaumnya, dan orang-orang lain sekelilingnya terpecah dalam penilaian terhadapnya, kedudukan dan apa yang ia lakukan. Dan perbedaan pandangan itu terpecah dengan perpecahan yang sangat tajam, bahkan terlihat nyata jarak antara pembenci dan pecintanya.

Kelompok orang yang satu sangat jelas mencintainya sampai-sampai menaruhnya dalam jajaran malaikat dan kelompok yang lainnya sangat benci sekali sampai-sampai mereka menyemakannya dengan setan di derajat yang paling rendah. Maka ketahuilah bahwa ia adalah orang besar!

Sayyidina Ali r.a
Ada kelompok yang sangat mencintai sayyidina Ali r.a sampai-sampai ia keluar dari iman (kafir) karena cintanya yang berlebihan. Dan kelompok yang lain membencinya sebenci-bencinya sampai-sampai mereka pun menjadi kafir karena saking bencinya.

Sayyidina Abu Bakr dan Sayyidina Umar r.a
Ada kelompok yang menggelari sayyidina Abu Bakr dan Umar dengan gelar 'shaikhoi al-muslimin' karena cinta mereka kepada mereka berdua. Tapi ada kelompok lain yang justru menginkari status 'shuhbah' (sahabat) mereka berdua karena saking bencinya kepada Abu Bakr dan Umar.

Ibnu Arabiy
Muhyidin Ibnu Arabiy hidup di antara orang yang memujanya dan yang membencinya. Saking cintanya, para pemuja tersebut sampai-sampai menjulukinya sebagai 'Quthb al-Auliya''. Dan kelompok yang membencinya justru menjulukinya sebagai 'sheikh al-Mulhidin' (gurunya Atheism).

Ibnu Rusyd al-Qurthubi
Saking cintanya, para pemujanya memberinya gelar kehormatan 'Failasuf al-Islam' (Filosof Muslim). Tetapi para pembencinya justru melempari wajah Ibnu Rusyd dengan ludah kotor di depan masjid jami' di hadapan semua orang, karena saking bencinya.

Imam al-Ghazali
Orang-orang memberikan julukan kepada pengarang kitab Ihya Ulum al-Din dengan gelar 'Hujjatul-Islam' karena kecintaan mereka kepada Imam al-Ghazali. Akan tetapi ada kelompok yang justru merobek-robek kitab al-Ihya dan membuangnya berhamburan bersama angina dan debu karena sakign bencinya.

Al-Ma'arriy (penyair)
Abu al-'Ala al-Ma'arriy (penyair Arab) hidup di antara keridhoan manusia yang memujanya dan kemurkaan manusia yang sangat membencinya. Saking cintanya, mereka mau mencium alas kaki al-Ma'arriy sebagai penghormatan. Dan ia pun diseret-seret badannya ke jalan umum lalu dipukuli di depan orang banyak oleh mereka yang sangat murka kepadanya.

Socrates
Socrates mati dengan meminum racun di antara wajah-wajah yang bergembira dan senang atas kematiannya dan wajah-wajah yang sedih menangisi kepergiannya.

Al-Mutanabbiy (Penyair)
Banyak penulis-penulis lewat penanya yang mengabadikan kecintaan mereka kepada al-Mutanabbiy (penyair Arab) karena cinta dengan syair-syair karangan beliau lalu memujanya sebagai 'sayyid al-Syua'ara' (tuannya para penyair). Tapi di waktu yang sama ia pun mendapat gelar 'Akbarul-Mutakallifin' (Penyair kacangan yang syair-syairnya jelek dan kotor) dari para pembencinya semasa hidup.

Shakespear
Ada satu kelompok yang memuja-muja Shakespear (penyair Ingris) dan mengangkatnya sampai derajat bahwa ia adalah manusia yang sempurna karena saking cintanya, lalu mereka katakan: 'Shakespear adalah orang paling serdas sejagad raya'. Tapi ada juga kelompok yang justru menaruhnya di tempat yang paling hina dan rendah karena kebenciannya, lalu mereka katakan: 'Shakespear adalah pembohong ulung!'.

Napoleon I
Napoleon I diagung-agungkan oleh pecintanya dan menyamakannya setara dengan para Nabi. Tapi justru musuh-musuhnya menghina dan mencacinya sebagai orang bodoh yang tidak waras karena saking bencinya.

Mereka Orang-orang Besar
Dan begitu mereka, Lauthtser, Galileo, Neithca, Torestoi, juga merasakan hal sama. Mereka meminum racun dan madu dari gelas yang sama dalam hidupnya. Mereka dihina dan dipuja dalam waktu yang bersamaan semasa hidupnya sampai nafas terakhir dalam hidupnya. Menghirup di ujung hayatnya udara kebencian dan udara kecintaan dengan sekali nafas. Begitulah kehidupan orang-orang besar!"

Comments

Popular posts from this blog

Buku Panduan Belajar Imla' Gratis

Jangan Terlena Dengan Hadits "Seseorang Akan Dikumpulkan Bersama Orang Yang Ia Cintai"

Ketika Nenek Menyusui Cucunya