saya tentang film "?" tanda tanya

Saya adalah seorang mahasiswa syariah Islam, yang isyaAllah saya mengerti dan paham mana itu tauhid dan mana itu syirik, mana iman dan mana kufur, mana halal dan mana haram, mana sunnah dan mana bid’ah. Dan ketika melihat film “?” yang di sutradarai oleh Hanung itu, yang katanya menonjolkan kerukunan antar agama, saya merasa miris dan sangat marah. Karena bukan kerukunan antar agama yang menjadi misi film tersebut, melainkan misi plularisme yang sangat menonjol yang memang dibungkus oleh toleransi versinya hanung dan kru-kru dibelakngnya.
Sebagai seorang muslim, tidak ada keraguan bagi saya bahwa tuhan saya adalah Allah satu-satunya dan tiada yang lain. Tuhan saya bukan yesus, bukan juga tuhan bapa, atau tuhan yang sama dengan apa yang dikatakan oleh orang-orang plularis. Dan keyakinan bahwa tuhan itu Allah, Muhammad adalah RasulNya, dan Al-Qur’an sebagai kitab, tidak bisa diganggu gugat, apalagi diperjualbelikan atas nama toleransi busuk.

Saya termasuk orang yang sangat bangga sekali terhadap seorang Hanung Bramantio. Dia adalah sorang cineas muda muslim, dan karya-karyanya sangat bagus dan memilki pesan moral. Tidak seperti cineas-cineas lain yang hanya menjual dada dan paha kemudian dibungkus dgn baju horror. Namun pada saat melihat film ?, kebanggaa itu mulai redup. Film yang awalnya saya kira adalah film social tapi ternyata berneda. Hanung dalam film ini sudah tidak lagi membicarakan masalah social tapi ia sudah memasuki wilayah theologies yang tidak ada satupun manusia yang boleh mengacak-acaknya.
Film ini sangat berlebihan dan melampaui batas kewajaran. Ingin memberikan pesan tentang suatu kerukunan antar agama tapi terlalu berlebihan. Digambarkan didalam film tersebut bahwa semua agama sama, menuju tuhan yang sama. Orang murtad dianggapa biasa saja, kemudian ada orang yang khusyu ketika di masjid tapi ia berperan sebagai yesus di gereja. Jelas ini pelecehan bagi Islam. Dan ini adalah ide-ide plularisme yang sejak lama Islam memeranginya.
Sangat berlebihan. Ingin menciptakan kerukunan tapi merusak konsep-konsep kebenaran masing-masing agama. Islam terutama. Tidak bisa orang seenaknya menghilangkan konsep-konsep kebenaran tiap agama; klaim-klaim keyakinan tiap agama atas dasar toleransi yang keliru. Konsep dan klaim-kliam kebenaran tiap agama itu lah yang menjadi batas-batas toleransi. Tidak bisa seorang muslim dengan sadar ia melafadzkan surat al-ikhlas didalam masji kemudia ia berperan sebagai yesus di gereja. Ini suatu kerukunan yang berlebihan dan melampaui batas.
Sebenarnya kerukunan tersebut amat sangat bisa tercapai tanpa harus menghilangkan konsep keyakinan masing-masing agama. Dan apa yang ditampilkan dalam film ? ini benar-benar konsep toleransi yang keliru. Dan memnag terlihat jelas bahwa sutrada dan seluruh orang dibelakang film tersebut mengusung misi plularisme.
# # #
Di film ? tersebut, diceritakan seorang wanita beranak 1, yang bercerai dari suaminya kemudian ia pindah agama (murtad) dari Islam menjadi katholik. (tidak dijelaskan ia murtad kemudian bercerai atau ia bercerai kemudian murtad). Dalam film ini sosok Rika (namanya) berperan sebagai wanita yang baik hati dan sangat toleran, ia berteman baik sekali dgn surya yang seorang muslim. Dan ia pun tetap membiarkan anaknya untuk menjadi muslim; sholat, dan terus mengaji ke masjid.
Rika sempat berujar bahwa kemurtadannya dari Islam ke katholik bukan berarti menghianati tuhan. (aneh, lalu apa sebutan orang yang murtad kalau ia tidak menghianati tuhan?). dalam fil ? ini terlihat bahwa Rika mempunyai porsi yang sangat dominan dalam membawa alur cerita film, mungkin karena ingin menunjukkan kerukunannya. Tapi Hanung dalam film ini tidak mempermasalahkan kemurtadan Rika tersebut. Bahkan perkara murtad itu hal yang biasa saja, malah Surya yang seorang muslim memuja Rika karena telah mengambil keputusan besar dalam hidupnya. (yaa keputusan besar yang fatal). Padahal dalam Islam, murtad atau Riddah adalah sesuatu yang sangat besar dan bukan perkara yang biasa-biasa saja. Orang yang murtad dari Islam amat dimurkai oleh Allah Ta’ala dan jikalau ia meninggal tetap dalam keadaan tersebut, hilang semua amalan-amalan yang dulu ia lakukan ketika muslim, dan tempatnya di neraka.
”Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, Maka mereka Itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka Itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (Al-Baqoroh 217).
Walaupun ia baik, ramah, suka menolong, maka amal itu sia-sia karena ia tidak meyakini Allah sebagai Tuhan satu-satunya dan tidak meyakini Islam sebagai agama yang benar.
“Dan barang siapa yang mencari agama selain islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk orang-orang yang merugi.” (Ali Imron 85).
“Dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu Dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. dan didapatinya (ketetapan) Allah disisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitungan-Nya.” (An-Nuur 39).
Dan sangat aneh, dalam film tersebut kemurtadan dibanga-bangga kan. Yang pada hakikatnya itu adalah masalah besar. Sebenarnya apa yang mau dicapai dalam film ini ?.
Dalam Islam, Iman adalah hal yang sangat penting dan mendasar. Orang bisa selamat atau sngsara nantinya di akhirat atas apa yang ia Imani di dunia. Dan Iman bukan seperti pakaian yang bisa di pakai dan dilepas seenaknya saja. Demi keimanannya, Nabi Muhammad rela dibenci oleh para leluhur dan petinggi sukunya Quraisy, karena ia telah menyebarkan ajaran yang bertentangan dengan keyakinan nenek moyang. Nabi Ibrahim pun rela berpisah dengan ayahnya karena ia seorang penyembah patung demi mempertahankan keimanannya kepada Allah.
 Berbeda dengan apa yang digambarkan dalam film ini, karena menurutnya tuhan itu sama, agama hanyalah jalan setapak yang berbeda-beda tetapi menuju tujuan yang satu yaitu tuhan yang sama. Begitu seperti yang Rika katakan. Kalau seperti ini orang bebas saja beriman hari ini dan besok ia menjadi katolik dan seterusnya. Karena tuhan itu sama yaaa kita sama aja beragama apapun. Ini kan pemikiran yang sangat fatal.
# # #
Kemudian dalam film ini juga ada sosok Surya. Seorang muslim, profesinya actor figuran, berteman baik dengan Rika, ia diusir dari kosnya kerena tidak mampu bayar kos. Dan ibu kos disini digambarkan dengan sosok seorang ibu berkerudung yang bakhil dan galak.
Surya dutampilkan sebagai sosok yang lucu, polos dan hampir mirip perannya dengan rika, yang ingin menunjukkan kerukunannya dengan rika yang beda agama tetapi melampaui batas. Surya yang memuji Rika atas keputusannya pindah agama. Karena uang dan mungkin juga karena ingin menunjukkan kerukanan antar agama, surya menerima tawaran Rika untuk jadi Yesus dalam drama paskah di gereja. Dan ketika ia bertanya kepada sang ustadz tentang tawaran tersebut, sang ustadz dengan BODOHNya bilang kalau itu tidsk apa-apa!
Kemudian ia kembali ke masjid, dan ditampilkan surya sedang mebaca surat al-ikhlas, yang didalam surat tersebut jelas menentang trinitas yang diklaim oleh orang-orang gereja. Padahal ia baru saja melakukan hal itu. Aneh kan, miris sekali. Apa maksudnya ?.
Ini kan seperti apa yang terjadi oleh Nabu Muhammad Alayh sholatu wassalam, ketika ditawari oleh para petinggi quraisy yang gusar akan da’wah tauhid beliau. Mereka mewarkan kepada Muhammad untuk berdamai dengan ia beribadah kepada tuhannya Muhammad, dan Muhammad juga mesti bersedia beribadah kepada tuhan mereka. Lalu Allah Ta’ala menurunkan surat Al-Kafirun.
Katakan, hai orang-orang kafir, aku tidak menyembah apa yang kamu sembah! Dan tidak pula kamu menyembah apa yang aku sembah! Dan aku bukanlah penyembah sebagaimana kamu menyembah! Dan kamu bukanlah pula penyembah sebagaimana aku menyembah!”
Apakah ini yang namanya toleransi. Saling menghormati dengan sama-sama ikut beribadah walau bukan keyakinannya ?. mengangap semua agama sama, benar. Sama-sama satu tuhan. Beginikah ?
Jika ada orang yang mengatakan “semua agama sama”, berarti telah hilang dalam dirinya konsep tauhid, tidak kenal lagi Iman. Buatnya tidak penting lagi orang itu beriman atau kufur, tidak penting lagi makan babi atau ayam, tidak penting lagi minum khamr atau susu, tidak penting lagi berjilbab atau telanjang. Yang penting mencintai dan mengasihi sesame manusia. Jadi sejatinya buat dia agama telah berubah jadi agama yang satu. “Agama Global” atau “Agama Kemanusiaan” atau “Agama Cinta”.
# # #
Kemudian ada sosok Menuk, perempuan muslimah berjilbab bekerja di restoran cina yang menjual babi dan sejenisnya. Bahkan kepala babi itu sangat ditonjolkan dalam film ini. Menuk bekerja sangat baik dalam restoran ini, dan sipemilik restoran pun memberikan menuk waktu untuk ia melaksanakan sholatnya.
Namun saya masih bingung kenapa sosok menuk ditampilkan? Kalau pesannya toleransi, apakah contoh seperti ini ideal untuk di tampilkan ? tapi syukur, di akhir cerita anak si pemilik restoran tersebut masuk Islam.
Tujuan baik tidak boleh menghalalkan segala cara. Tujuan memberi nafkah keluarga adalah baik. Tetapi, cara yang ditempuh pun harus baik. Banyak muslimah yang gigih membantu ekonomi keluarganya dengan bekerja keras dalam berbagai bidang profesi, dan juga toleran dengan yang lain. Tapi, apakah Menuk sosok Muslimah yang ideal untuk ditampilkan?
# # #
Ditengah zaman yang semua orang sudah dengan seenaknya menyesatkan yang lain dengan apapun itu caranya kemudian ia berkata bahwa ini demokrasi, semua orang punya dan bisa berpendapat masing-masing. Baiknya kita jaga diri kita, dan keluarga kita dari hal-hal yang bisa membatalkan iman kita. Bentengi dengan akidah yang kuat.
Akhirnya, saya ingin mengutip suatu ayat, "Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan setan (dari jenis) jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian lainnya perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu." (Al-An,am 112).
Nabi Muhammad Alayh sholatu wassalam pernah bersabda: “Bersegaralah mengerjakan amal shalih, (sebab) akan datang banyak fitnah laksana malam yang gelap gulita. Pada pagi hari, seseorang berada dalam keadaan mukmin, tetapi sore harinya menjadi kafir. (Atau) sore harinya dia mukmin, pagi harinya menjadi kafir. Dia menjual agamanya dengan harta-benda dunia.” (HR Muslim).
Wallahu A’lam.

  




Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Buku Panduan Belajar Imla' Gratis

Jangan Terlena Dengan Hadits "Seseorang Akan Dikumpulkan Bersama Orang Yang Ia Cintai"

Ketika Nenek Menyusui Cucunya