Jangan Terlena Dengan Hadits "Seseorang Akan Dikumpulkan Bersama Orang Yang Ia Cintai"
gambar: feelislam.com |
Ada hadits Nabi saw, dan ini
shohih mengatakan bahwa: [المرأ مع من أحب]"Al-mar'u Ma'a man Ahabba" (seseorang itu
akan bersama siapa yang ia cintai) maksud hadits tersebut seperti banyak
dikatakan oleh Ulama ialah, seorang Muslim akan dibangkitkan nanti di hari
kiamat dan dikumpulkan bersama orang-orang yang ia cintai.
Maka beruntung mereka yang
mencintai orang-orang sholih, karena tempatnya indah dan nikmat. Karena sudah
dijanjikan oleh Allah swt bahwa orang yang baik dan selalu beribadah menjadi
golongan yang Abror dan tempatnya di surga. Jadi mencintai mereka sama saja
membuat diri terselamtkan. Terlebih lagi yang dicintai itu seorang Nabi
Muhammad saw.
Dan sungguh rugi mereka yang
cinta bukan kepada orang-orang baik, karena mereka akan dikumpulkan bersama
mereka di akhirat kelak, dan apakah mereka-mereka itu akan ditempatkan ditempat
yang indah?
Jadi tinggal pilih, mau
kemana kita diakhirat nanti, ya tinggal pintar-pintar lah memilih idola kalau
gitu.
Tapi, harus diperhatikan!
Imam Hasan Al-Bashri seperti dikutip dalam kitab An-Nafais Al-'Uluwiyyah (hal.
44) beliau pernah berkata:
"Jangan lah kalian tergiur / terlena dengan hadits 'seseorang akan dikumpulkan di akhirat bersama orang-orang yang ia cintai'! Karena mereka orang Yahudi dan Nasrani pun cinta Nabi-Nabi mereka, tapi sama sekali mereka tidak akan bersama nabi-nabi nya di akhirat kelak. Maka bekerjalah sebagaimana orang yang kalian cinta itu bekerja".
Nah! Imam Hasan Al-bashri
mengisyaratkan bahwa yang namanya cinta itu bukan cuma sekedar mengatakan
"ya. Saya cinta beliau". Tapi lebih dari itu, harus ada yang
dilakukan sebagai pembuktian cinta.
Cinta Menuntut Usaha
Semua orang muslim didunia
ini kalau ditanya "apakah kalian cinta Nabi Muhammad?" Mereka pasti
akan mengatakan cinta.tapi apakah dengan mengatakan cinta, kita benar-benar
menjadi orang yang dicinta Nabi saw. Tidak semudah itu.
Sama seperti kita mencintai
seseorang didunia ini, dengan mengatakan cinta saja belum bisa cinta kita diterima.
Mesti ada effort yang dilakukan. Bagitu juga cinta Nabi.
Dalam artikel beberapa waktu
yang lalu sudah dibahas bagaimana itu cinta Nabi saw? Intinya memang lisan saja
tidak cukup. Sangat tidak cukup hanya dengan mengatakan cinta. klik disni untuk baca artikelnya.
Nabi saw menjelaskan:
من أحيا سنتي فقد أحبني
"Man Ahya Sunnati faqod Ahabbani" (siapa yang menghidupkan sunnahku, maka ia telah mencintaiku) ini tafsiran yang sangat gamblang tentang apa itu cinta; yaitu mengerjakan sunahnya saw.
من أحيا سنتي فقد أحبني
"Man Ahya Sunnati faqod Ahabbani" (siapa yang menghidupkan sunnahku, maka ia telah mencintaiku) ini tafsiran yang sangat gamblang tentang apa itu cinta; yaitu mengerjakan sunahnya saw.
Kalau cinta ya pelajari
kehidupannya. Kalau cinta ya kudu tahu keperibadiannya. Kalau cinta ya harus
mau mengerjakan pekerjaannya. Kalau cinta ya harus bela kehormatannya. Kalau
cinta ya harus marah kalau beliau dihina. Kalau cinta ya harus Usaha.
Merek pun Cinta Tapi Tidak Bersama Yang Mereka Cinta
Jadi itu yang dimaksud dengan
"Al-Mar'u Ma'a Man Ahabba". Bukan cuma asal cinta. Orang Yahudi dan
Nasrani pun cinta Nabi-nabi mereka tapi mereka tak-akan dikumpulkan bersama
mereka.
Mereka cinta Nabi Isa, merka
juga cinta Nabi Musa, mereka cinta Nabi Daud, pun mereka cinta Nabi Nuh. Tapi
itu cuma dibibir saja. Mereka tidak beriman sesuai ima Nabi-nabi mereka. Mereka
pun tidak mengerjakan apa yang dikerjakan Nabi-nabi mereka. Justru mereka malah
mendobrak aturan dan syariat Nabi-nabi mereka.
Jadi, kalau cinta Imam
syafi'I yaa ikuti langkah-langkah beliau dalam menuntut ilmu. Kalau cinta Imam
Ahmad yaa jangan langgar manhaj beliau.
Kalau cinta mbah Hasyim
Asy'ari yaa harus mengikuti apa yang sudah beliau lakukan. Pelajari
keperibadian dan Ilmunya. Jangan cuma asal ngomong cinta.
Kalau cinta KH. Ahmad Dahlan,
yaa jangan langgar petuahnya. Ikuti dan jalani sesuai apa yang telah beliau
lakukan.
Wallahu A'lam
Mencintai Rasulullah SAW juga SANGAT TIDAK CUKUP dengan sekedar berpakaian dan berpenampilan yang katanya mengikuti Rasulullah SAW karena semua itu katanya adalah sunnah. Saya banyak menemukan saudara2 kita yang sehari-harinya berpakaian dan berpenampilan seperti itu namun sayangnya dalam kehidupan sehari-hari..minta ampun kelakuannya. Mengganggap diri paling benar, kalau bicara masih sering berdusta, berpakaian lusuh, tidak peduli pada kebersihan lingkungan rumah dan sekitarnya, malas bersedekah dan lain-lain yang jauh dari cermin kehidupan seorang muslim yang sebenarnya. Inilah tipe manusia yang pernah saya katakan dulu, menganggap agama hanyalah sekedar kewajiban belaka. Maaf, bagi saya pribadi surga (al jannah) bukanlah tempat murahan yang bisa digapai hanya dengan SEKEDAR mengasah keshalehan individual belaka tanpa adanya aplikasi dari keshalehan tesebut dalam kehidupan sehari-hari. Jazaakallahu khoirol jazaa'. Wallahu a'lamu bishshowaab.
ReplyDeleteSalah aja orang didepan anda ya.. Hmmm.. Anda emang top markotop.
DeleteEntah apa maksudnya dia berkomentar seperti itu,,, emang ente paling benar benar dah,,bisa" nya nyalahkan orang seenaknya...ngapain ente ngomong gitu ke orang lain yang sudah jelas dia mau merubah hidup nya sendiri,,kenapa ente sendiri tak merubah hidup ente sendiri dari pada mengkritik orang lain...kli mau ente kritik nih masih banyak tempat maksiat dll yang mesti ente ajak...
DeleteBukannya terimakasih ente dikasih ilmu malah nyinyir dgn ucapan tidak berfaidah.
Isnan,. Betul....Realita
DeleteTerima kasih sudah mengingatkan, semoga kita terhindar dari kedangkalan beragama, simbol semata tanpa diiringi sunnah akhlak yg baik
mudah-mudah Allah menjaga kita dari prilak seperti itu.. wallahul-Musta'an
ReplyDeletekalau cinta ibu bapak... ya dengerin juga petuahnya ya :)
ReplyDeletesepakat!
ReplyDeleteseseorang yg cinta orang kafir tandanya ia milih orang kafir itu jadi pemimpinnya, maka kelak ia dibangkitkan bersama pemimpin kafir tsb, na'udzubillahi min dzaalik.
ReplyDeleteAllohumma wafiqnaa
ReplyDeleteSetuju...
ReplyDeleteFaham antum seperti pemahaman orang yg suka mengata bid'ah dan sesat kepada sesama muslim......hadits jangan d faham sepotong2 dan jangan lupa baca pula asbabul ushulnya....
ReplyDeletesepertinya anda sudah menjadi tuhan yg mampu menilai orang lain
ReplyDeletewarbyazah
Bagaimana menakar rasa manis dengan matematika?...Menilai cinta menggunakan rasio. Maaf...salah komen kayaknya saya..hhhh sholluu ala Sayyidinaa Muhammad...
ReplyDeleteAsSalamu 'Alaikum yaa Akhinaa Ahmad...Nama antum zein..👍
ReplyDeleteAl Faqr telah membaca Article antum...
Dalam hal yang antum kutip Al Imam Hasan Al Bashri itu Ajib...
Jika orangnya seperti itu.
Bagaimana jika tidak ???
Orangx Ajib..melakukan Pengorbanan atau Usaha yg anda katakan Sunnah..
"Man ahabbah sunnati Faqod ahabbani...wa man ahabbani, Kana maiyah fil jannah..
Shoheh
Namun, Afwan akhiku
Tahukah antum bahwa SUNNAH / IKUT & CINTA adalah 2 HAL yang berbeda.
Sunnah Af'Alul Jawariy..
Kelakuan anggota tubuh
Sedangkan Cinta, hubb adalah Af'Alul Qulub...berbeda akhi'.
Dan mereka menurut 'Ulama kita, ibarat 2 sayap (kanan & kiri) pada se-ekor burung.
Afwan akhiku Apakah antum ingin menafikan Kisah Tsauban RA ttg Sakitnya beliau krna tidak berjumpa dengan Nabi SAW???
Ataukah Ke Khawatiran / Kerisauan Tsauban RA ttg berpisah Surga dengan Baginda Nabi SAW, krna Baginda SAW adalh kekasih ALLAH sedangkan dia hanya orang biasa kelak ketika di Akhirat ???
Hubbuk akhi = Cinta = Af'Alul Quluub ..berbeda dengan Ikut atau Sunnah = Af 'Alul Jawariy
Ataukah kita berdua berani mengatakan bhwa sahabat Tsauban tidak mengikuti Sunnah dari Baginda SAW. Tidak bukan.
( Maka turunlah QS.Annisa ayat 69)
Atau antum ingin menafikan kisah seorang 'Arabi (arab badui) yg menyatakan kepada Baginda SAW, bhwa beliau hanya sekedarnya ibadah..yg wajib2 saja..
Namun ada yg beliau Banggakan, yaitu mencintai ALLAH dan Mencintai Antum yaa Rosulullah.
Kemudian Nabi SAW menjawb :
Yg antum kutip di atas
Al mar 'u...bla..bla..bla..atau
Anta maa aman ahbabta riwayat lain, Yuhsarul mar 'u..
Dan kemudian apa kata sayyidina Anas bin Malik ketika mendengar Beliau SAW memberikan jwban kepada 'Arabi tadi... :
"Tidak pernah kami merasa sangat bahagia setelah kami memeluk Islam, (banyak hadist kami dengar dari Nabi SAW), namun hadits yang satu ini bgtu amat menyenangkan kami"
Aku cinta Umar, aku cinta Abu Baqar aku cinta RosuluLLOH..
Bgtu Akhiku Ustadzi kuu Ahmad..
Banyak lagi contoh...
Namun Adzan Dzuhur waktu makassar telah berkumandang ...
Nanti in syaa ALLOH kita lanjut lagi..
WALLAHU wa Rosuluhu 'alamu..
Wassalam
Dari seseorg yang baru ingin Belajar mengenal dan kemudian mencintai Nabinya ShollALLAHU Alaihi Wa Sallam
Al Faqr Wa Fajir Abul Fatih.
BETUL BETUL SAYA NGAJI SAMA HABIB AHMAD BIN MUHAMMAD ALHADDAD JUGA BEGINI "TIDAK BISA BEGITU CINTA SE ENGGA ENGGAKNYA YA MENGIKUTI ORANG YANG DICINTAINYA, ATAU ADA TANDA TANDANYA. JANGAN YANG PENTING SAYA CINTA. HARUS ADA BUKTI. SEPERTI KITA CINTA KEPADA PEREMPUAN PASTI HARUS ADA TANDANYA HARUS ADA BUKTI. TANDA TANDANYA YAITU MENJALANKAN SUNAH SUNAHNYA, SEDEKAH KPD FAKIR MIKIR, SHOLAWAT. DSB." SEINGAT SAYA BEGITU. OUNTEN. HEEEEE
ReplyDeletePUNTEN.
ReplyDeleteKalau masih susah ngikuti Nabi dsri akhlaqnya maka ikuti aja sunnah2yang gampang aja. Ya dari senang surah dan sirahnya dulu ga ada masalah.
ReplyDeletePokoknya cinta Nabi, kita memang bukan alim tapi cinta kepada Junjungan Sayyidina Rasulullah SAW ❤️ tak mungkin bertepuk sebelah tangan, Allahumma Shalli Alaa Sayyidina Muhammad wa Alaa Aalihi Sayyidina Muhammad ♥️💛🧡
ReplyDeleteAsslamualaikum
ReplyDeleteRasa cinta bukanlah sesuatu yang bisa khendaki manusia..manusia tidak bisa memilih kepada siapa ia mencintai sebab ini adalah perkara hati dan hati di genggam dan dikuasai oleh allah besar atau kecilnya rasa cinta yang kita memiliki kepada seseorang itu semua di tentukan oleh allah dan allah lebih mengatahui...lalu apakah cinta bisa di ukur dengan usaha pembuktian dan pengorbanan?? memang setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda beda dalam hal ibadah contoh dalam kehidupana nyata orang miskisn tidak mampu menunaikan ibadah haji lalu apakah pantas kita mengatakan dia tidak mencintai allah sebab dia tidak membuktikan nya dengan ibadah haji menunaikan rukun islam padahal bukan karena dia tidak ingin membuktikan tapi karena memang dia tidak mampu lalu bagai jika ada orang yang ibadah nya luar bisa shalat nya ditunaikan sedakahnya sangat banyak lalu sunnah juga di jalankan tapi kita pernah isi hati seseorang bagaiamana kalau seandainya ibadah yang dilakukan semata mata mengharap pujian dari orang sekitar atau ada maksud lain.
Anda harus paham manusia haya mampu memilihat sesuatu yang di depan mata dan tak pernah mampu melihat sesuatu yang tersembuyi di dalam hati besar kecil nya cinta dihati cukupalah menjadi rahasia antara kita dan rab dan jika anda ingin memiliki cinta yang besar kepada baginda rasulullah mintalah kepada allah agar di tumbuhkan cinta yang kuat kepada beliau sebab allah adalah pemilik dan pemberi cinta itu sendiri
Kesimpulan cinta bukan bukanlah sesuatu yang bisa di ukur oleh manusia sebab cinta tidak bisa dilihat ia adalah perasaan yang tersembunyi di dalam hati besar atau kecil nya cinta kita kepada seseorang yang lebih mengetahui adalah allah sebab ialah pemilik dan pemberi cinta itu sendiri...ingat ingat dan ingatah sang pemberi dan pemilik lebih mengetauhui apa yang ia telah berikan kepada seseorang.
Maaf jika ada kata² yang menyingung saya hanyalah manusia biasa yang masih harus belajar lagi