Posts

Showing posts with the label Menulis

Facebook dan Jurnalistik

Image
Ini artikel yang sekitar tahun lalu pernah saya shared di grup FB para pecinta jurnalistik kalangan pesantren. Satu hal yang penting dari manfaatnya Media Social seperti Facebook ini ialah semua orang bisa dan terbiasa menulis apa yang menjadi opini mereka dalam laman-laman dinding akun mereka. Dengan fasilitas Medsoc Biru ini, para pemilik akun dengan sendirinya menjadi penulis karena memang terbiasa menulis dan menuangkan isi pikiran dan juga hati dalam deretan linimasa (Timeline) laman akunya masing-masing. Dan satu lagi yang menjadi unggulan Medsoc ini ialah tidak ada penghalang antara penulis dan pembaca. Medsoc ini benar-benar terbuka, seorang penulis tidak perlu menyalin alamat URL di mana tulisannya dimuat. Dia cukup menulis apa yang dia mau di lama muka Facebook, dengan sendirinya kemudian akun-akun lain yang menjadi temannya bisa melihat dan membaca. Ini sistem promosi artikel paling mudah dan paling efektif. Sang penulis tidak perlu buk...

Sub Judul

Image
Dalam menulis sebuah artikel, apapun Genrenya. Satu hal yang juga penting diperhatikan oleh seorang penulis ialah kenyamanan membaca dari si pembaca. Utuk itu perlu ada siasat yang diambil oleh si penulis guna membuat tulisannya tetap enak dibaca. Salah satu cara untuk membuat kenyamanan pembaca itu tetap ada sampai artikel selesai yaitu membuat "Sub Judul". Yaitu penulis dengan kecerdikannya memotong-motong tulisannya dan membagi-bagikannya kedalam kelompok judul-judl kecil dibawa judul besar. Tapi membuat Sub Judul itu bukan berarti membuat judul baru, melainkan tangan panjang dari judul induk artikel itu. sub judl bisa berisi macam-macam, bisa menjadi pemisah karena penulis ingin membuat artikel yang lebih dalam dari judul besarnya. Bisa juga hanya sebagai pembatas kenyamanan pembaca. Keuntungannya jelas, pembaca bisa menikmati tulisan kita. Karena kalau tulisan kita terus memanjang tanpa ada batasan sub judul, itu seperti mengajak p...

Kerangka Artikel Fiqih

Image
Dalam menulis artikel Fiqih yang menjelaskan tentang hukum sebuah masalah, baik masalah klasik ataupun maslah kontemporer, biasanya (dan memang seharusnya) menggunakan krangka penulisan seperti ini: I.                     Ta'rif Lughotan wa istilahan (Pengertian, secara Bahasa dan Istilah Syar'i) -           Shuroh Al-Masalah II.                   Masyru'iyyah (Pensyariatan) III.                 Aqwaal Al-'Ulama beserta dalilnya IV.                 Asbaab Khilaf V.                   Kesimpulan I.  ...

Menulis, Proses "Penyelamatan" Ilmu

Image
Jalan Mendapatkan ilmu itu persis sama seperti jalan mendapatkan uang. Keduanya sama karena memang kedua-duanya sama-sama rezeki yang Allah swt anugerahkan kepada hamba-Nya. Uang, jalan mendapatkannya beraneka ragam, bisa kerja sendiri kemudian digaji. Atau juga pemberian orang terdekat, seperti orang tua, guru dan sebagainya. Atau uang kaget yang sekali dapat langsung banyak, seperti warisan. Cara mendapatkannya yang berbeda-beda ini yang membuat seseorang juga berbeda reaksi dalam mensikapi uang tersebut. Biasanya kalau mendapatkannya dengan cara mudah, memperlakukannya pun tidak terlalu special, bahkan terkesan mengecilkan serta menyepelekan.   Contohnya jika seorang anak mendapatkan uang dari orang tuanya, dia tidak pernah merasakan bagaimana keras dan susahnya mencari uang tersebut. Karena itu mudah saja ia menghamburkannya, toh ia pasti akan mendapatkannya lagi dari orang tuanya. Apalagi dalam bentuk warisan yang jumlah bisa jadi besar sekali, jauh di...

Menulis (Harus) Runut

Image
Masalah yang sering sekali muncul ketika seseorang baru saja ingin menulis ialah, kebingungan akan materi apa yang akn ditulisnya. Kemuan untuk menulis ada, kesiapan juga besar, tapi masih bingung "apa yang mau ditulis?". Setelah mendapatkan tema atau topic yang akan ditulis, kembali muncul masalah, biasanya begini: "mulai dari mana ya?". Kita terkadang bingung harus memulai pembicaraan untuk artikel yang akan ditulis itu dari mana dan bagaimana. Masalah opening ini biasanya yang membuat kita jadi meninggalkan pena dan menutup laptop akhirnya tidak jadi menulis. Masalah-masalah seperti ini memang permasalahan klasik yang pasti selalu ada. Itulah yang membedakan kegiatan menulis dengan kegiatan lainnya. Menulis menuntut dan melatih kita berfikir runut. Runut maksudnya ialah segala apa yang akan dibicarakan dalam sebuah tulisan haruslah beraturan dan bernada rapih sehingga membuat siapapun yang membacanya menjadi nyaman. Berbic...

Menulis Untuk Kita, Bukan Untuk Dia

Image
Anda semua kenal dengan situs para penulis lepas, kompasiana(dot)com. Ya situs tempat berkumpulnya para penulis seantero Nusantara ini memang menajdi situs primadona bagi para penulis. Tapi saya punya cerita lain soal kompasiana ini. "Kompasiana ngga jelas" begitu kata teman saya yang juga seorang kompasioner produktif belakangan ini. Ia mengatakan demikian karena melihat banyaknya keanehan yang ia lihat dalam situs penulis lepas ini. Keanehan yang ia maksud ialah perlakuan admin kepada tulisan-tiulisan yang masuk kedalam situs ini. Katanya ia tidak mengerti denga sikap admin dalam memilih tulisan mana yang layak jadi headline, atau pun highlight, terlebih juga terekomendasi. Ia menilai banyak kesalahalan yang dilakukan admin ketika memilih tulisan-tulisan itu. Malah ia menyangka bahwa admin bukan orang-orang yang ahli baca. Banyak tulisan remeh, kurang baik dan ahkan terkesan jelek malah dijadikan headline, highlight, atau juga terekomendasi. ...

Menulis Saja Dari Sekarang!

Image
Ketika ditunjuk menjadi pembimbing kelas Maharoh Al-Kitabah (Ketrampilan menulis) untuk para Mahasiswa kampus syariah yang diadakan oleh Rumah Fiqih Indonesia, yang timbul pertama kali dalam benak saya ialah satu pertanyaan klasik, "bagaimana ya caranya bisa menulis dengan baik?" Mungkin ini juga yang menjadi pertanyaan banyak orang. Ya karena pertanyaannya terlalu um um, maka jawabannya pun tidak mnejadi spesifik dan terkesan "ngambang". Jawabannya bisa macam-macam, "Banyak membaca", "banyak latihan", atau "tiru gaya penulis yang sudah tenar", dan seterusnya. Tentu jawaban diatas tadi sangat tidak memuaskan si penanya, akan tetapi jawabannya tersebut tidak salah juga. Karena memang ya begitu itu proses menulis. Banyak baca, banyak latihan, kalau masih bingung, ya tiru dan jiplak saja gaya tulisan penulis-penulis yang sudah ada. Karena memang menulis itu pekerjaan produktif, yaitu pekerjaan yang memang...