Tanda-Tanda Malam Lailatul Qodr, Adakah?


Pada dasarnya Malam Lailatul Qodr adalah malam yang tidak diketahui dimalam keberapa itu terjadi menurut pendapat Jumhur (kebanyakan) Ulama. 

Tapi disebutkan juga bahwa malam itu terletak pada malam-malam ganjil dibsepuluh terakhir, Sebagaimana dikutip oleh Imam Nawawi dalam kitabnya “Syarhu Muslim” (6/43), dan juga Imam Ibnu Hajar Al-‘Asqolani dalam “Fathul Baari” (4/265).

Walaupun syariat ini tidak memberitahu jelas kapan malam itu terjadi, akan tetapi syariat ini juga menyebutkan tanda-tanda malam mulia tersebut yang membedakannya dengan malam-malam lainnya. Sebagai motivasi untuk ummat ini berlomba dan bersungguh guna meraihnya.

Banyak beberapa riwayat yang menyebutkan ciri dan tanda malam mulia itu; tanda ditengah malamnya, juga tanda setekah malam itu terjadi. Tanda yang terjadi ditengah malam itu sebagai targhib dan juga motivasi untuk kita menghidupkannya. 

Dan tanda keesokan harinya itu sebagai kabar gembira bagi mereka yang telah menghidupkan malamnya dengan ibadah sekaligus sebagai kabar “buruk” bagi mereka yang telah menyia-nyiakan malam tersebut.

Diantara tanda-tanda yang terjadi dimalam harinya ialah:

Pertama:

Malam yang terang, tidak panas, tidak dingin, tidak ada awan, tidak hujan, tidak ada angin kencang dan tidak ada yang dilempar pada malam itu dengan bintang (lemparan meteor bagi setan). Dasarnya adalah hadits Ubadah bin Shamit radhiyallahuanhu berikut ini:
إِنَّهَا صَافِيَةٌ بَلْجَةٌ كَأَنَّ فِيهَا قَمَرًا سَاطِعًا سَاكِنَةٌ سَاجِيَةٌ لاَ بَرْدَ فِيهَا وَلاَ حَرَّ وَلاَ يَحِل لِكَوْكَبٍ أَنْ يُرْمَى بِهِ فِيهَا حَتَّى تُصْبِحَ وَأَنَّ مِنْ أَمَارَتِهَا أَنَّ الشَّمْسَ صَبِيحَتَهَا تَخْرُجُ مُسْتَوِيَةً لَيْسَ لَهَا شُعَاعٌ مِثْل الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ وَلاَ يَحِل لِلشَّيْطَانِ أَنْ يَخْرُجَ مَعَهَا يَوْمَئِذٍ

“Malam itu adalah malam cerah, terang, seolah-olah ada bulan, malam yang tenang dan tentram, tidak dingin dan tidak pula panas. Pada malam itu tidak dihalalkan dilemparnya bintang, sampai pagi harinya. Dan sesungguhnya, tanda Lailatul Qadr adalah, matahari di pagi harinya terbit dengan indah, tidak bersinar kuat, seperti bulan purnama, dan tidak pula dihalalkan bagi setan untuk keluar bersama matahari pagi itu" (HR. Ahmad)

Kedua:

Bulan Nampak separuh, sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ تَذَاكَرْنَا لَيْلَةَ الْقَدْرِ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ أَيُّكُمْ يَذْكُرُ حِينَ طَلَعَ الْقَمَرُ وَهُوَ مِثْلُ شِقِّ جَفْنَةٍ

Abu Hurairah radliyallahuanhu berkata,”Kami pernah berdiskusi tentang lailatul Qadar di sisi Rasulullah SAW, beliau berkata, “Siapakah dari kalian yang masih ingat tatkala bulan muncul, yang berukuran separuh nampan.” (HR. Muslim)

Sedangkan tanda-tanda yang terjadi keesokan harinya setelah malam mulia tersebut, ialah:

Matahari yang terbit keesokkan harinya tidaklah terbit dengan sinar yang menyengat, akan tetapi matahari itu terbit dengan sinar yang redup, seakan-akan matahri ketika itu dikalahkan oleh kuatnya sinar bulan malam harinya sehingga ia bersinar dengan tidak optimal yang tidak menyilaukan mata. (Syarhu Nawawi Lil-Muslim 8/65)

Sebagaimana dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan dari sahabat Ubay bin Ka’ab:
إِنَّ الشَّمْسَ تَطْلُعُ يَوْمَئِذٍ لاَ شُعَاعَ لَهَا
“Keesokan hari malam lailatul Qadar matahari terbit dengan tanpa sinar (yang kuat)” (HR. Muslim)

Wallahu A’lam

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Buku Panduan Belajar Imla' Gratis

Jangan Terlena Dengan Hadits "Seseorang Akan Dikumpulkan Bersama Orang Yang Ia Cintai"

Ketika Nenek Menyusui Cucunya