Abis Ramadhan, Kita Bisa Jadi "Wali". Bagaimana?



Ramadhan kemaren, pas di hari jumat (entah jumat keberapa?) saya bersma kawan saya masih berada di kantor Rumah Fiqih ketika jam menunjukkan pukul 4 sore. Pas ketika itu Tv yang ada di kantor itu sedang “manteng” salah satu saluran Tv Suadi Arabia. 

Sebelum kami meninggalkannya untuk sholat Ashar ke masjid, Tv (saya lupa nama stasiun televisinya) itu menyairkan kajian bersama Sheikh Sholih AL-Maghomisi (Imam Besar Masjid Quba), dan memang saluran itu adalah live strem dari Masjid Quba. Setelah kami kembali dari masjid, saluran itu berubah acara menjadi siaran langsung sholat jumat masjid Quba. (ini salah satu karekteristik beberapa stasiun telivis Saudi, menyiarkan langsung Khutbah Jumat di masjid-masjid besar mereka)

Wajah sang khotib asing sekali buat saya, belum pernah saya melihat beliau sebelumnya, baik di tv, internet, youtube atau juga web-web syariah lainnya. Saya memang mengenali wajah beberapa masayikh dari timur tengah tersebut, karena banyak melihatnya di tv kantor ini, dan juga di youtube serta di web-web berbahasa Arab lainnya.

Khutbahnya sama seperti khutbah para asatidz Indonesia ketika Ramadhan, hadits-hadits yang disampaikannya pun ialah hadits yang biasa kita dengar waktu ramadhan, walaupun memang saya menikmati khutbah tersebut karena tutunan kata dan gaya biasanya yang enak didengar. Tapi yang menarik ialah ketika beliau memulai khutbah keduanya.

Dikhtubah kedua beliau dengan agak bersemngat menyampaikan bahwa setelah Ramadhan lewat nanti, ada beberapa hal yang mestinya kita lakukan agar Ramadhan sekarang ini terasa bekasnya dan hasilnya hingga di 11 bulan sisa.

BAGAIMANA CARANYA?

Kalau di Ramadhan kita selalu melaksanakan sholat tarawih, maka di luar Ramadhan juga kita harus melakukan tarawih. “Loh kok Tarawih di luar Ramadhan?”. Ya namanya memang bukan tarawih tapi tepatnya “Sholat Malam”. Berapa roakaat?

Beliau menganjurkan untuk kita selalu setelah Ramadhan ini melakukan sholat malam 11 rokaat sebelum tidur! Karena begitu yang Nabi saw contohkan, bahwa beliau SAW selalu melakukan sholat malamnya sebanyak 11 rokaat. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhori dari Ummul-Mukminin ‘Aisyah ra.

Teknisnya ialah, sebelum tidur kita bersuci dulu setelah itu kita melaksanakan sholat malam tersebut. Bisa dengan 2-2-2-2 kemudian ditutup dengan 3 rokaat witir. Atau juga dengan 4-4-3. Tinggal pilih mana yang neka buat kita kerjakan. “Loh kok sebelumTidur?”

Kalau memang yakin bisa melakukannya di tengah malam setelah tidur, ya Ahlan wasahlan. Silahkan saja. Dilakukan sebelum tidur hanya untuk memudahkan saja, dikhawatirkan kita akan kebablasan sampai subuh jika harus tidur dulu.

Kemudian sang khotib tersebut mengeluarkan kalimat yang buat saya ini sangat menarik. Beliau bilang:

“lakukan itu (saholat malam 11 rokaat) selama 3 bulan berturut-turut. Dan setelah 3 bulan kau mempraktekkan itu niscaya kau tidak akan bisa tidur kecuali secara otomatis kau akan melakukan sholat malam tersebut. Dan kalaupun kau sudah tertidur, niscaya kau akan bangun dan tidurmu menjadi gelisah karena kau belum melakukan sholat malam.

Karena ketahuailah, bahwa Allah itu cemburu melihat “Wali”-Nya tidur padahal ia belum Sholat Untuk-Nya! Dan ketahuilah sesungguhnya karomah yang paling mulia yang diberikan Allah kepada hamba-Nya ialah “Istiqomah” dalam beribadah. Dan istiqomah tersebut ialah ciri dari ke-Wali-an seorang hamba!”

Begitu khutbah beliau hafidzohullah.

Wallahu A’lam   

Comments

Popular posts from this blog

Buku Panduan Belajar Imla' Gratis

Jangan Terlena Dengan Hadits "Seseorang Akan Dikumpulkan Bersama Orang Yang Ia Cintai"

Ketika Nenek Menyusui Cucunya