Anak Tidak Berhijab, Ayah Masuk Neraka! Hadits Palsu

"satu langkah wanita keluar rumah tanpa menutup aurat, satu langkah pula ayahnya hampir masuk neraka. Satu langkah seorang istri keluar rumah tanpa menutup aurat, satu langkah suaminya hampir masuk neraka".

Saya sering sekali dapat ungkapan ini, dan beberapa web atau juga blog termasuk FanPage yang menuliskan ungkapan tersebut menambahkan kata "HR. Hakim", yang berarti bahwa ungkapan tersebut sebuah hadits. Malah ada juga yang menisbatkan ungkapan itu kepada riwayat Imam Bukhori dan Muslim.

Tapi dari sekian banyak web dan blog yang memasang ungkapan itu di sejagad maya ini, belum satu pun saya dapati ada yang menambahkan sanad hadits tersebut. Atau minimal disisipkan pula teks bahasa Arabnya. Sama sekali nihil.

Malah ada juga gambar-gambar yang berseliweran di internet yang isinya gambar wanita yang tidak berhijab kemudian bawahnya ditulis ungkapan ini, tentu tidak lupa dengan tambahan "HR……"

Dengan keterbatasa alat, media dan referensi yang saya gunakan, saya sampai sekarang belum menemukan ungkapan itu dalam sebuah kitab Hadits, atau ada ulama yang mengaskan bahwa ini hadits. Karena memang kemunculan ungkapan tersebut juga agak aneh, tiba-tiba muncul dan kemudian menyebar tanpa ada sanad yang jelas.

Saya bukan dalam posisi menganjurkan orang untuk tidak menutup aurat, Na'udzubillah. Bukan juga melarang orang untuk berseru menutup aurat. Bukan itu! Saya harap tidak salah paham. Tapi saya melihat ada beberapa poin yang memang menabrak dinding syariah dengan ungkapan ini.

Hadits Buatan

Tentu poin yang paling penting ialah bahwa ungkapan ini sama sekali bukan hadits. Nah karena memang bukan hadits, maka jangan sekali-sekali kita menisbatkan sebuah ungkapan kepada Nabi saw yang aslinya itu bukan perkataan Nabi Muhammad saw.

Karena jelas itu melanggar syariah dan masuk dalam kategori berbohong atas Nabi saw. Yang parahnya lagi, bahwa orang yang telah berbohong atas Nabi saw ganjarannya adalah neraka. Bukan main besarnya ancaman bagi yang mencoba-coba menisbatkan sebuah perkataan kepada Nabi saw padahal aslinya bukan.

وَمَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ
"barang siapa yang berbohong atas ku dengan sengaja maka dia (telah) menyiapkan tempat untuknya di neraka"   (Muttafaq 'Alayh)

Perkara menisbatkan sebuah perkataan dan ungkapan kepada Nabi Muhammad saw bukanlah pekerjaan remeh yang sembarang orang bisa melakukannya. Kosekuensinya besar dan tidak tangung-tanggung. Karena berbohong atas Nabi tidak sama seperti berbohong atas manusia lain. Karena perkataan Nabi Muhammad adalah wahyu. Membual dengan hadits sama saja membual dengan wahyu. Lalu tempat apa yang lebih pantas untuk para pembual wahyu selain neraka?

Jadi harus lebih teliti dengan ungkapan-ungkapan yang banyak menyebar dengan label hadits tapi sanad dan kitab rujukannya tidak jelas.

Vonis Neraka

Ya. Walaupun dalam ungkapan tersebut tidak vulgar dinyatakan masuk neraka, hanya "Hampir" saja, tapi tetap hampir itu kan yang satu langkah, kalau langkahnya banyak ya yang tadinya hampir menjadi benar-benar masuk juga. hehe

Dan alam affirmasi sebuah dakwah, kata-kata seperti itu sangat kasar dan menimbulkan kesan negative bagi si pendengar dan mad'u.

Kata-kata semisal neraka, kafir, atau juga musyrik adalah kata-kata yang harusnya bisa dihindari dalam berdakwah. Dengan kata-kata kurang sopan itu, yang terjadi malah pendengar melipir pergi dan ogah lagi mendengarkan dakwah kita.

Dan yang harus dipahami bahwa perkara menentukan si fulan dan fulanah kafir atau neraka sama sekali bukan perkara ecek-ecek. Seseorang tidak bisa melabeli seseorang dengan sebutan kafir kecuali dengan bukti-bukti nyata. Bukan dengan hadits bualan seperti ini.

Dan ungkapan ini juga telah menyalahi standarisasi penilaian syariah, dalam quran disebutkan "Laa Taziru Waaziratun Wizro ukhro" (seseorang yang berdosa tidak menanggung dosa orang lain).

Seorang ayah atau ibu yang sudah berkali-kali memerintahkan anak perempuannya yang sudah baligh untuk berhijab, lalu kemudian dengan kanakalan remaja itu ia tetap tidak menggubris perintah orang tua dan terus tidak manutup aurat, ya itu perkara si perempuan bukan lagi perkara orang tua.

Saya sering membayangkan bagaimana sakitnya perasaan orang tua dan suami ketika membaca ungkapan itu. padahal sejatinya beliau-beliau telah menempuh seluruh cara sekuat tenaga untuk bisa membuat anak dan istrinya menutup aurat. Tapi wanita itu tetap menolak untuk berhijab dengan alasan yang dibuat-buat.

Musa dan Harun 'Alaiyhimas-Salam Kepada Fir'aun

Firaun yang memang sudah jelas kufurnya, sudah jelas masuk neraka, sudah jelas menandingi Allah swt dengan mengaku sebagai tuhan dan meminta disembah oleh rakyatnya. Tapi tetap Allah swt memerintahkan Nabi Musa dan Nabi Harun untuk berkata dengan perkataan yang baik dan sopan kepada Firaun.

"Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, Mudah-mudahan ia ingat atau takut". (Thaha 44)

Ini kepada Fir'aun yang sudah jelas menyimpang, bahkan berani mengaku tuhan. Lalu kenapa kita terhadap saudara muslim lainnya yang sama-sama beriman, sama-sama berusaha untuk menjadi muslim yang makin baik tidak bisa berkata yang sopan dan lembut sebagaimana Musa dan Harun mendakwahi firaun.

Jadi memang seorang muslim ialah seseorang yang punya sifat "Tabayyun", cek ricek kebenaran kabar penting yang datang ke kuping kita, tidak asal telan.  

Wallahu A'lam.

Comments

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  3. Mungkin Iya-nya hadits buatan, namun kita kembalikan kepada Allah, sebab tetaplah iya-nya menganjurkan pada kebaikan..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Menganjurkan dengan kebohongan ga boleh bro. Rasul ga pernah mengajarkan kepalsuan untuk membuat orang jadi muslim.

      Delete
    2. Yang menulis ini adalah orang Islam yang gak pakek jilbab, sehingga dia mencari2 alasan agar berjilbab itu di perbolehkan kan,, pakek bilang hadist palsu segala,,

      Delete
    3. Memang dosa tidak berjilbab dari wanita tersebut ayah / suami tidak menanggungnya, dengan syarat ayah atau suami terus.untuk mengingatkan setiap waktu, tapi jika seorang laki yang membiarkan anak perempuan atau istrinya buka khimar, maka dia termasuk dayyutz dosa dayyutz ini lah yang menjadikan dia berdosa, bukan.kah ayah dan suami beradalah imam dari.para wanita,,, jadi secara tidak.langsung kata2 anak perempuan dan istri tidak berhijab ,maka ayah atau suami akan bertanggung jawab akan.dosa nya maksudnya itu...

      Delete
  4. Menurut saya memang tidak ada hadist seperti itu, selama saya belajar agama belum pernah menemukannya.
    Tetapi walaupun itu bukan hadist shohih tapi menurut saya ada benarnya juga.
    Setiap lelaki yang gagal mendidik keluarganya akan mendapat dosa (menambah dosanya untuk masuk neraka).

    1. Setiap istri adalah tanggung jawab suami (suami yang membiarkan/mengizinkan istrinya keluar rumah tidak menutup aurat akan mendapat dosa)
    2. setiap anak perempuan adalah tanggung jawab ayah (sama intinya dengan istri) hingga dia menikah dengan seorang lelaki, maka berpindahlah tanggung jawab wanita itu ke suaminya.
    3. setiap anak laki-laki adayah tanggung jawab ayah, sampai dia akil baligh/dewasa.

    ReplyDelete
    Replies
    1. D dalam akhlak kita terhadap Rasulullah, salah satunya Nabi telah memberitahukan kepada kita dalam sebuah hadits " siapa saja yg berbohong atas namaku (Nabi Muhammad), maka siapkanlah drinya mengambil tempat duduk di neraka". Walaupun kebaikan namun tu adalah bohong, kalau menurut hadits ini tetap dhukumi akan masuk neraka. Karena brrti dia telah membuat syariat palsu seolah2 tu adalah perintah nabi. Wallahu alam bishowab

      Delete
    2. Mas bro, apa adminnya ni saya cmn mau komen mnrut mas muhamad thorig itu sdh benardan sdh benar2 benar alias shohih mutafaqun alaih, islam mengajarkan kita unt menutup aurot, jika kita tdk mlkukannya mk kita akn berdosa, allah dan nb mngajurkn jg kita unt mnutup aurot, otomatis kan berjilbab/berkerudung itu salah satu syarat mnutup aurot, jd mnutup aurot itu wajib, dan perempuan yg mnutup aurot akn lbh lebih lebih dan selebih lebihnya mulia drpd tdk mnutup aurot, kita ibaratkan aja permen yg sdh d buka dan yg masih terbungkus, kita jatuhkan dipasir secara bersamaan, manakah yang akan kita ambil!!!? Dan pastinya admin tau jg yg akn diambil, Dan itu yg d mksud islam mengajurkan kita unt mnutup aurot krn dia mmuluakn setiap kaum hawa seperti ratu, maaf bknnya saya ni sok tau tp itulah yg saya ktahui, maaf jk menyinggung dan ada yg tetsinggung

      Delete
    3. Kesepakatan dan kesimpulan jumhur ulama jilbab wajib. Ya udah jangan memaksakan.

      Delete
    4. Gagal paham ente2, admin bener, kan dia dah jelasin bukan ga usah menganjurkan, tp kl mau ajak orang jd bener ya dengan kebenaran, bukan karang2an.

      Delete
    5. Betul laki2 bertanggung.jawab atas dosa anak perempuan dan istrinya,,,, dosa dayyutz dayyutz laki2 dayyutz .. Mau tau dayyutz itu apa silakan.cari atrtikel nya makan anda akan segera menganjurkan anak perempuan anda atau istri anda berkhimar dan melarang pakai.baju ketat

      Delete
  5. Oh iya, tambahan lagi sedikit.
    Untuk yang mau menggunakan kata-kata diatas "satu langkah wanita keluar rumah... ,dst" menurut saya boleh saja asalkan tidak menambahkan/menggunakan "HR..." (hadist riwayat siapapun)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Afwan sya tidak tahu pasti nama ustadz yg sering tampil di slah satu siaparan Tv beliau mengatakan bahwa seorang yang menganggap pendapatnya itu benar tanpa berpedoman kepada Al Qur'an dan As Sunnah sama saja menganggap dirinya lebih benar dari Rasulullah SAW.
      Silahkan cari di FB sya Hikmah Alrezky. Afwan

      Delete
    2. Afwan sya tidak tahu pasti nama ustadz yg sering tampil di slah satu siaparan Tv beliau mengatakan bahwa seorang yang menganggap pendapatnya itu benar tanpa berpedoman kepada Al Qur'an dan As Sunnah sama saja menganggap dirinya lebih benar dari Rasulullah SAW.
      Silahkan cari di FB sya Hikmah Alrezky. Afwan

      Delete
    3. Mas thoriq, kl ini ane setuju, jgn menisbatkan ke rasul dg embel2 HR. Tp ane kurang sepakat dengan yg ente bilang yg gagal akan menambah dosa, kan dah dibilang admin, kl ntu laki2 dah maksimal tp memang garisan takdir dia ga pake hijab jg, ya ga bisa jg kita salahin si laki2. Allah Maha Bijaksana bro dan 1 lagi, masalah dosa pahala, hak preogratif Allah. Contoh, apa ente yakin orang yg berbuat kebaikan akan dapat pahala? Belum tentu, knp? Krn hanya Allah yg tau niatan orang itu, riya kan lillaah kah atau apapun. Dan begitu jg sebaliknya. Trus kl ente bilang si laki dosa....gimana dengan nabi nuh, nabi lut dll yg ada keluarganya atau istrinya kafir. Apa ente berani menghakimi mereka jg berdosa krn gagal? Istighfar bro. Postingan admin kali ini pas, ane setuju. Jangan melihat masalah dr 1 sisi. Dicerna, admin bukan melarang menganjurkan yg baik, tp menganjurkan menggunakan cara yg benar untuk mengajak orang menuju kebenaran....menuju nur Allah.

      Delete
    4. Saya juga setuju..klau mau memberi nasehat pendapat pribadi jangan menggunkan HR..

      Delete
    5. sip..saya setuju dgn komentar nya

      Delete
  6. Az-Zumar(39) ayat 7 adalah petikan ayat yg diambil penulis sebagai dasar tulisan ini. Saya setuju dengan penulis tentang perkara ini (karena tidak bertentangan dgn Alquran), yg intinya seseorg yg berdosa tdk memikul dosa org lain.
    Dan saya setuju dengan komentar muhammad ath thooriq tentang anak adalah tanggung jawab org tuanya. Tetapi, saya tidak setuju dengan konsep gagal dalam mendidik anak lalu menjadi dosa org tua (krn bertentangan dgn surat 39 ayat 7). Jika org tua sdh berusaha keras(dengan lemah lembut ta ha(20) ayat 44) memberitahu, mengingatkan, menyampaikan pesan berdasarkan alquran dan hadits shohih tentang kewajiban wanita menutup aurat,tetapi anak tersebut tetap tidak melakukannya ini tidak bisa diambil kesimpulan bahwa org tua gagal dlm mendidik anak dan org tua tersebut memikul dosa anaknya. ini adalah perkara hati, perkara hidayah. Dan yg mempunyai kuasa dalam memberikan hidayah adalah Allah SWT, kita sebagai manusia hanya mempunyai tugas menyampaikan pesan Al-'Asr(103) ayat 3 saling menasehati utk kebenaran. Manusia itu mahkluk ciptaan yg istimewa, sampai2 dalam Al-Baqarah(2) ayat 34 Allah SWT menyuruh malaikat utk bersujud kepada Nabi Adam.
    Apa yg membuat kita keturunan Nabi Adam istimewa?
    Jawabannya adalah karena kita keturunan Nabi Adam mempunyai kehendak sendiri (free will). Keistimewaan inilah yg membuat seseorg yg berdosa tdk memikul dosa org lain, keistimewaan inilah yg membuat hidayah Allah SWT sangat diidam2kan oleh seluruh manusia (jika mengetahui).
    Wallahu A'lam.
    Maaf jika komentar saya ada yg kurang berkenan. Saya juga manusia yg tak luput dari kesalahan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul sekali Catur Nugroho bahkan nabi Nuh AS kewalahan dalam mendidik anaknya padahal Nabi Nuh adalah seorang utusan Allah apalagi orang tua kita yang hanya manusia biasa.

      Delete
  7. Kalo todak salah ada ungkapan dr para perawi hadish bahwa jika anda bingung dengan hadis trsb kembalilah k Al Quran, jd kalo tidak salah Al Quran itu adlah Perintah dan Hadish adalah SOP nya contohnya adalah perintah sholat (perintahnya d Al quran, sednag tata caranya d jelaskan dalam hadis
    Dan jangan pernah sekali2 berani membohong perintah Rossululloh krn ganjarannya sdh jelas
    Itu menurut kemampuan nalar saya yg bodoh ini ya

    ReplyDelete
  8. Saya tanya hadist itu apa?
    Pasti, perkataan benar dan tidak salah

    Jadi tidak ada namanya hadist palsu

    Karena hadist itu benar terus

    Kalau palsu yah..bukan hadist namanya

    ReplyDelete
  9. Mohon utk disertakan pula sanad yg menerangkan bahwa hadist itu hadist maudhu'

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tebalik bro. Bukan admin yg harus menerangkan sanad tp yg mengeluarkan hadist yg harusnya mengeluarkan sanad bro....

      Delete
    2. Kyk nya Viermitrio Mawri salah satu admin nya, habis ngegas trus😂 sampe bilang orng bodoh

      Delete
  10. Tanpa ada ungkapan seperti pun seorang muslim wanita WAJIB mengenakan hijab

    ReplyDelete
  11. Assalamu'alaikum.
    wahai admin, bagian apa sajakah aurat wanita itu? setujukah jika sy mnyebutkan 'seluruh bagian tubuh trkecuali wajah dan telapak tangan'?

    kemudian, adakan d Al Qur'an menyebutkan bahwa wanita wajib mengenakan pakaian unt menutup aurat mereka baik unt menutupi bagian tubuh termasuk lekukan tubuhnya?

    sy rasa, sy tdk lg berbicara ttg hadis. mohon koreksi bila sy salah :D
    Wassalamu'alaikum.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setuju, kesepakatan jumhur ulama, di alquran tidak dikatakan wajib. Itu kesepakatan Dan kesimpulan jumhur ulama

      Delete
    2. Ikut 4 madzhab yang jilbab wajib yaaa

      Delete
    3. TIDAK setuju. Rambut dan leher bukan aurat. Kesepakatan ulama bukanlah hukum.

      Delete
  12. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya…” [QS. An-Nuur 24:31].

    “Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang-orang mukmin: ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal dan oleh karenanya mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. Al-Ahzab: 59).

    sungguh kwajiban seorang Ayah unt mngingatkan kebaikan kpd Istrinya maupun anaknya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Udah tau. Ini perdition jilbab wajib

      Delete
    2. Setuju jilbab wajib ya udah. Jangan maksain

      Delete
    3. Apa itu jilbab? Coba pakai google translate aja deh...artinya JUBAH, bukan penutup Kepala.

      Delete
  13. Replies
    1. Hahaha, jgn gitu, admin ga salah kok jd males. Yg disampaikan kan bagus neng

      Delete
  14. ini admin lg sakau ya??? anda sehat???!!!

    ReplyDelete
    Replies
    1. UDAH JELAS" WAJIB HUKUM NYA, WANITA MUSLIM MENUTUP AURAT NYA... Msh ja di Perpanjang n di Bahas,, UNFAEDAH Ini Admind & Yg coment. ASTAGFIRULLAH

      Delete
  15. Min, Memang itu bukanlah hadits secara Letterlate, hanya saja itu adalah qiyas, dari istilah yang Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam yaitu "Dayuts" Yaitu seorang ayah yang membiarkan istrinya, anak putri nya, mengumbar aurat dan tidak mengajak keluarganya kepada kema'rufan..

    Di dalam sebuah hadits disebutkan:

    عَنْ سَالِمِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ثَلَاثَةٌ لَا يَنْظُرُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلَيْهِمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ: الْعَاقُّ لِوَالِدَيْهِ، وَالْمَرْأَةُ الْمُتَرَجِّلَةُ، وَالدَّيُّوثُ، وَثَلَاثَةٌ لَا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ: الْعَاقُّ لِوَالِدَيْهِ، وَالْمُدْمِنُ عَلَى الْخَمْرِ، وَالْمَنَّانُ بِمَا أَعْطَى

    Dari Sâlim bin Abdullah (bin Umar), dari bapaknya, dia (Abdullah) berkata, “Rasûlullâh n bersabda, ‘Tiga orang yang Allâh Subhanahu wa Ta’ala tidak akan melihat mereka pada hari kiamat: anak yang durhaka kepada kedua orang tuanya, wanita yang menyerupai laki-laki, dan dayûts.

    Tiga orang yang tidak akan masuk sorga: anak yang durhaka kepada kedua orang tuanya, pecandu khmar (minuman keras), dan orang yang menyebut-nyebut apa yang dia berikan”.

    [HR. An-Nasai, no. 2562; Ahmad, no. 6180; dan lain-lain. Hadits ini dihukumi shahih oleh al-Hâkim dan disetujui adz-Dzahabi, sementara syaikh Syu’aib al-Arnauth dalam Takhrîj Musnad Ahmad dan syaikh al-Albani dalam Silsilah ash-Shahihah, no. 674, 1397, 3099, memandang hadits ini hasan]

    Kebenaran mutlak dari Allah, Kesalahan mutlak dari hambanya yang Dha'if, koreksi jika salah, Afwan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nggak mau kalah debate ternyata. Jilbab wajib menurutku ente.ya silahkan

      Delete
  16. Benar ga sih hadiahnya yg anak perempuan keluar dari rumah ayahnya menuju ke neraka

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ga ada hadist spt itu bro, tp wajib ayah/suami mengajarkan kebenaran termasuk berhijab, kl ayah/suami ga ajarin, ya brarti lalai atas kewajibannya. Masalah neraka, dipahami aja.....kl kita lalai dg kewajiban gimana. Itulah makanya jalankan kewajiban masing2 krn mengharapkan ridha Allah

      Delete
  17. Kalau hadistnya palsu jelaskan letak kekeliruannya dong...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Piye toh bro, kl hadist tersebut sebenernya ga ada/palsu ya ga perlu dijelaskan kekeliruannya, wong barangnya aja ga ada. Makanya yg mengeluarkan hadist itu yg harus membuktikan dg sanad dan reffrensi bahwa itu hadist bener. Jangan dibalik cara pembuktiannya

      Delete
  18. Kenapa anda repot repot membuat situs ini padahal para ulama ustadz ustadz tidak pernah membahas palsu atau benarnya hadist ini kalau pun hadist ini palsu ya setidaknya kita biarkan wanita termotivasi untuk berhijab menutup aurat kan faedahnya ada, lalu apa faedah nya anda asal asalan menafsirkan hadist ini palsu atau bukan bahkan para alim ulama pun tidak berani asal asal mengatakan hadist palsu hadist benar bijaklah menjadi seorang muslim.

    ReplyDelete
    Replies
    1. yaa setuju. admind kurang sehat, kita yg msh ber akal sehat... jng terprovokator.... senyumin ja

      Delete
    2. Kamu selalu mengerjakan umrah dan juga haji setiap tahun.. Kamu juga selalu keluar berdakwah ke seluruh pelusuk dunia.. Palsu atau benar kenyataan saya ini mas??

      Delete
  19. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  20. Tapi saya pernah mendengar ustasd abdul somad menggunakan hadist itu, ,,Pak uas kan belajar hadist di maroko.... Berarti hadist itu shohih dong






    ReplyDelete
    Replies
    1. Setau saya UAS tidak pernah menggunakan hadis tersebut ya, coba tengok lagi video beliau yg membahas tentang hijab ☺

      Delete
  21. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  22. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  23. Yang jls dlm Al Qur'an sudah diperintahkan untuk para perempuan memakai hijab dan hijab itu bukan pilihan tapi wajib.kl ada wajib berarti ada haram.

    ReplyDelete
  24. Wajib itu ada tingkatan-tingkatannya. Yang gw lihat sekarang orang2 nganggap kewajiban berjilbab itu seperti kewajiban shalat, pdhl ngga.

    Jilbab itu pembeda muslimah merdeka dengan budak muslimah.
    Jika jilbab adalah kewajiban yg tingkatannya tinggi bagi seluruh muslimah, harusnya budak pun diwajibkan berjilbab.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Astaghfirrullah..
      Maaf mbak atau mas yg komentar ini. Sepertinya Anda salah menafsirkan sesuatu.

      Menutup aurat wajib bagi setiap muslim. Berhijab wajib bagi perempuan muslim. Anda benar bahwa wajib itu ada tingkatannya. Tapi apapun tingkatannya.. ketika dia dikatakan WAJIB artinya ya HARUS ditaati Sami'na wa atho' na. Gak peduli mau budak ataupun penguasa. Islam gak pernah mengajarkan perbedaan dalam hal melaksanakan kewajiban mbak/mas.

      Sekalinya dalam Al Qur'an telah disebutkan bahwa perempuan wajib menutup aurat dengan khimar yg menutup dada (AnNur:31) dan pakaian panjang atau bahasa arabnya Jilbab (Al Ahzab:59), ya kerjakan. Gak usah dipertanyakan lagi maupun diperdebatkan.

      Islam tidak memandang strata dalam hal melaksanakan kewajiban kita atau dalam kata lain melaksanakan haknya Allah mbak/mas, karna Allah melihat manusia itu sama, pembedanya hanya pada keimanannya saja bagi Allah.

      Wallahu'alam bi shawab.

      Delete
  25. Udah napa udah, kembalikan semuanya sama Allah.

    Qs: Qaaf ayat 18

    ReplyDelete
  26. Udah napa udah, kembalikan semuanya sama Allah.

    Qs: Qaaf ayat 18

    ReplyDelete
  27. bisa jadi itu adalah kesimpulan dari beberapa hadits
    contoh:
    من أعان على معصية ولو بشطر الكلمة كان شريكا له فيها
    itu hadits disebut dalam kitab "Bidayatul Hidayah" Imam Ghozali, orang yang menjadi penyebab maksiat orang lain akan mendapat dosa yang sama
    artinya anak keluar tanpa pakai kerudung dia menjadi dekat dengan neraka otomatis orantuanya juga, krn anak tanggung jawab orangtua

    dalam hadits lain:
    كلكم راع وكلكم مسؤول عن رعيته
    setiap kalian adalah pemimpin yang akan diminta pertanggung jawaban dari apa yang dipimpin

    adanya juga riwayat terkait hadits tersebut: seorang ayah yang akan masuk surga ditahan krn dituntut anaknya yang lalai dengan ibadah dan agama, akhirnya sang ayah juga ikut masuk neraka (kutipan kitab Fawaidul Mukhtaroh)

    ada juga hadits yang menerangkan kewajiban orangtua dalam kitab "Nizdomul Usroh" karangan Sayyid Muhammad bin Alwi Al Maliky:
    رحم الله والدا أعان ولده على بره
    yang artinya jika ditinjau sekaligus dari Mafhum Mukholafnya:
    Allah merahmati orangtua yang membantu anaknya agar berbakti kepadanya
    begitu juga sebaliknya, Allah murka kepada orangtua yang tidak membantu anaknya apalagi menjadi penyebab anaknya lalai, maka orangtua tersebut terseret ke dalam neraka

    dan masih banyak lagi dalil-dalil yang menunjukkan kepada makna hadits "selangkah anak perempuanmu keluar tanpa hijab (menutup aurat) selangkah juga orangtuanya kedalam neraka".

    ReplyDelete
  28. Kalo mnurut gue meski hadits tentang ini gaada seenggaknya bisa jadi motivasi buat para muslimah2 yg masih suka buka pake krdg. Kalo habis ini diulas dan ternyata bnyak org yg imannya masih tgh2 ngeliat blog ini gue cm takut mreka akan berpikir gini"brarti kalo aku ga pake krdg pun cm aku kan yg rugi. Bukan bapak ibuku"

    ReplyDelete
  29. Saya juga sering liat tapi mnurut saya itu puisi, karna gak dicantumakan sumbernya, dan memang benar, orang tua bertanggung jawab atas anaknya

    ReplyDelete
  30. Intinya menutup aurat itu wajib bagi perempuan yang sudah baligh,, tapi menutup aurat secara syar'i, bukan jilbab telanjang. Bukan ingin terlihat cantik, justru menutup berjilbab agar aurat wanita tertutupi. Buat suami juga harus bisa lah menyuruh istri nya menutupi auratnya agar tidak menjadi fitnah, jngn di Biarkan keluar rumah dgn dandanan jahiliah terdahulu.
    Dan sudah di jelaskan juga di Al-Quran dan hadist nabi tentang menutup aurat.
    Wallahu'alam

    ReplyDelete
  31. SUMPAH NIH YANG BIKIN BLOG KAYAK GINI ORANG NYA GOBLOK GAK BERPENDIDIKAN.
    DASAR ANAK KONTOLAN

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hm, dan tak lupa org yg beperangai semacam km disebut? ...

      Silahkan baca paragraf 5 JANGAN hanya judul.

      "Saya bukan dalam posisi menganjurkan orang untuk tidak menutup aurat, Na'udzubillah. Bukan juga melarang orang untuk berseru menutup aurat. Bukan itu! Saya harap tidak salah paham. Tapi saya melihat ada beberapa poin yang memang menabrak dinding syariah dengan ungkapan ini."

      Tapi akan PERCUMA bila hati lbh dulu spt kerasukan. Bar-barlah yg dtg.

      Baca paragraf 6

      "Tentu poin yang paling penting ialah bahwa ungkapan ini sama sekali bukan hadits. Nah karena memang bukan hadits, maka jangan sekali-sekali kita menisbatkan sebuah ungkapan kepada Nabi saw yang aslinya itu bukan perkataan Nabi Muhammad saw."

      Hm, pohon padi, semakin berisi, maka semakin? ...
      Manusia (sebagian), yg merasa ga goblok, yg merasa berpendidikan, bertutur semakin? ...

      Salam jari jempol dr manusia blm pintar.

      Delete
  32. Betul sekali. Jazakallah khayran postnya.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Buku Panduan Belajar Imla' Gratis

Jangan Terlena Dengan Hadits "Seseorang Akan Dikumpulkan Bersama Orang Yang Ia Cintai"

Ketika Nenek Menyusui Cucunya