Saya adalah seorang mahasiswa syariah Islam, yang isyaAllah saya mengerti dan paham mana itu tauhid dan mana itu syirik, mana iman dan mana kufur, mana halal dan mana haram, mana sunnah dan mana bid’ah. Dan ketika melihat film “?” yang di sutradarai oleh Hanung itu, yang katanya menonjolkan kerukunan antar agama, saya merasa miris dan sangat marah. Karena bukan kerukunan antar agama yang menjadi misi film tersebut, melainkan misi plularisme yang sangat menonjol yang memang dibungkus oleh toleransi versinya hanung dan kru-kru dibelakngnya. Sebagai seorang muslim, tidak ada keraguan bagi saya bahwa tuhan saya adalah Allah satu-satunya dan tiada yang lain. Tuhan saya bukan yesus, bukan juga tuhan bapa, atau tuhan yang sama dengan apa yang dikatakan oleh orang-orang plularis. Dan keyakinan bahwa tuhan itu Allah, Muhammad adalah RasulNya, dan Al-Qur’an sebagai kitab, tidak bisa diganggu gugat, apalagi diperjualbelikan atas nama toleransi busuk.